Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Umumkan BI Rate, Bos BCA (BBCA) Ungkap Strategi Perusahaan

Pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dilaksakan Rabu (24/4/2024) termasuk menentukan BI-Rate terbaru.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja/Istimewa
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) bakal meninjau kondisi perseroan hingga kesiapan likuiditas seiring penyampaian hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) besok, Rabu (24/4/2024). Rapat ini salah satunya adalah mengumumkan suku bunga acuan bank sentral atau BI-Rate.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan respons perusahaan atas naik turunnya suku bunga acuan BI perlu dilihat dari beberapa sudut pandang. 

Pertama, melalui Asset Liability Committee (ALCO) yang dimiliki perusahaan untuk memantau kecukupan dana perbankan, baik tabungan maupun deposito.

Kedua, lewat pengukuran likuiditas melalui rasio pinjaman terhadap simpanan perbankan atau loan to deposit ratio (LDR).

“LDR BCA masih dikisaran 71%, [sementara] di market sudah 82%. Beberapa bank besar lainnya melebihi 80%, artinya ketersediaan likuditas harus jeli untuk dimanfaatkan. BCA tetap akan melihat kebutuhan [itu],” ujarnya dalam Paparan Kinerja Kuartal I/2024, Senin (22/4/2024).

Jahja menuturkan, apabila kondisi likuiditas baik dan cukup, maka suku BI Rate 2024  bukanlah suatu penentu yang mutlak. 

Menurutnya, penyesuaian suku bunga harus disesuaikan dengan situasi bank masing-masing. Mulai dari tingkat kecukupan likuiditas, hingga proyeksi atas persiapan likuiditas ke depan. 

Sebaliknya, jika likuiditas perbankan tidak memadai saat kredit tumbuh tinggi, otomatis perbankan membutuhkan dana pihak ketiga (DPK)

“Kami melihat kondisi masing-masing, kalau kita butuhkan ya kita naikkan [suku bunga], misal ya suku bunga deposito dinaikkan, supaya bisa menarik dana masyarakat yang banyak,” ucapnya. 

Akan tetapi, Jahja menegaskan bahwa kenaikan DPK tentu akan membawa dampak, di mana biaya dana terus menjadi pemberat untuk perusahaan mendapat profit. 

“Kita tidak serta merta naik langsung, tapi kita pelajari dulu,” katanya.

Tercatat, secara konsolidasi BCA membukukan kenaikan total kredit sebesar 17,1% secara tahunan menjadi Rp835,7 triliun per Maret 2024. Pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri. 

Sementara itu, laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 11,7% yoy mencapai Rp12,9 triliun pada kuartal I/2024. Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan yang disalurkan, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Sebagaimana diketahui, Bank sentral pada RDG BI bulan ini diperkirakan belum akan melonggarkan suku bunga kebijakan. 

Proyeksi BI Rate oleh Reuters....

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper