Bisnis.com, JAKARTA – Bank Saqu, layanan bank digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang dimiliki oleh Astra Financial dan WeLab, telah menjaring 500.000 nasabah dalam waktu enam bulan sejak melakukan upaya transformasi pada Senin, 20 November 2023.
Head of Go To Market PT Bank Jasa Jakarta Marcella Pravinata mengatakan lewat fitur Tabungmatic, sebuah fitur menabung otomatis yang digarap Bank Saqu, nasabah dapat mengelola keuangan menjadi lebih menguntungkan.
“Ketika Bank Saqu meluncur, fitur Tabungmatic juga meluncur. Secara [akumulasi] pengguna sudah tiga kali lipat bertumbuh, dan angka ini terus bertambah,” ujarnya pada awak media dalam Unfiltered Bank Saqu, Kamis (30/5/2024)
Dia menyebut Tabungmatic sendiri menjadi fitur unggulan di tengah fenomena masyarakat Indonesia yang kesulitan menabung. Sehingga, Bank Saqu memiliki tujuan untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali membangun kebiasaan menabung.
Di fitur Tabungmatic, katanya, uang kembalian dari setiap transaksi menggunakan QRIS di aplikasi Bank Saqu akan diubah menjadi tabungan yang disimpan di Saku Booster dengan insentif menabung sebesar 10% per tahun dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Adapun, Bank Saqu menangkap adanya fenomena dissaving, kondisi di mana seseorang membelanjakan uang melebihi pendapatan, sehingga mereka memanfaatkan sumber lain, seperti tabungan atau utang.
Baca Juga
Fenomena ini sejalan dengan survei yang ditemukan oleh Bank Indonesia yang mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan pada bulan November 2023, mengalami penurunan signifikan sebesar 15,4% jika dibandingkan saat sebelum pandemi pada November 2019 sebesar 19,8%.
“Kebutuhan finansial yang semakin meningkat membuat masyarakat harus menggerus tabungan sehingga muncul tren penurunan jumlah tabungan,” ujar Marcella.
Pada kesempatan yang sama, Ekonom Senior & Peneliti Poltak Hotradero pun kehadiran tabungan sangat diperlukan, dari dua sisi, yakni pemerintah dan perorangan. Pasalnya, jumlah tabungan akan mendorong perekonomian negara, di mana peredaran uang di Indonesia menentukan GDP.
Sementara bagi masyarakat, kata Poltak, tabungan akan jadi modal fleksibilitas dimana orang yang memiliki tabungan akan memiliki fleksibilitas lebih banyak ketimbang yang tidak punya tabungan.
“Misalnya, seseorang yang berhadapan dengan pilihan hidup seperti berhenti kerja atau pindah kerja bisa melangkah lebih siap ke depannya,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, terkait kinerja, BJJ yang memiliki lini digital bernama Bank Saqu sendiri tengah mencattakan kerugian sebesar Rp17,95 miliar pada kuartal I/2024, berbalik dari kondisi laba pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp38,31 miliar.
Meski demikian, dari sisi intermediasi, BJJ telah menyalurkan kredit Rp4,77 triliun pada kuartal I/2024, melesat 86,39% yoy. Alhasil, aset turut terkerek naik 9,89% yoy menjadi Rp12,42 triliun.
Adapun, dari sisi pendanaan, BJJ telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp5,45 triliun pada kuartal I/2024, naik 7,8% yoy.