Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Aksi Korporasi, Aset OCBC Indonesia hingga Bank BJB Siap Menebal

Aset sejumlah bank seperti atau OCBC Indonesia hingga Bank BJB akan menebal pada tahun ini seiring dengan aksi korporasi yang dijalankan.
Ilustrasi perbankan dan sistem keuangan
Ilustrasi perbankan dan sistem keuangan

Bisnis.com, JAKARTA — Aset sejumlah bank seperti PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) atau OCBC Indonesia hingga PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) akan menebal pada tahun ini, seiring dengan aksi korporasi yang dijalankan.

Bank BJB misalnya sedang bergeliat membentuk konglomerasi lewat kelompok usaha bank (KUB) dengan sejumlah bank daerah. Direktur Operasional Bank BJB Tedi Setiawan mengatakan dalam langkah KUB terbarunya, Bank BJB telah melakukan setoran modal kepada PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu (Bank Bengkulu). 

Total modal yang telah disetorkan oleh Bank BJB terhadap Bank Bengkulu kini mencapai Rp249,92 miliar. Bank BJB pun resmi menjadi pemegang saham pengendali Bank Bengkulu. 

"Kemudian kami akan menginisiasi lagi dalam proses KUB ini dengan 3 BPD lainnya," katanya kepada Bisnis setelah acara penganugerahan penghargaan Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2024 pada beberapa waktu lalu.

Adapun, tiga bank daerah lainnya yang diincar oleh Bank BJB adalah Bank Jambi, Bank Maluku Malut, dan Bank Sultra.

Seiring dengan masuknya deretan bank daerah itu ke KUB Bank BJB, aset Bank BJB pun akan kian menebal. Hingga kuartal I/2024, Bank BJB telah mencatatkan aset sebesar Rp202,5 triliun, naik 15,14% secara tahunan (year on year/yoy).

Aset Bank BJB akan bertambah seiring dengan masuknya sederet bank, seperti Bank Bengkulu yang meraup aset Rp9,32 triliun pada Maret 2024. Kemudian, Bank Sultra telah meraup aset Rp12,67 triliun pada Maret 2024 dan Bank Maluku Malut meraih aset Rp8,94 triliun pada Maret 2024.

Begitu juga dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim yang tengah bergeliat mengembangkan KUB dengan sejumlah bank pembangunan daerah (BPD). 

Pada tahun lalu, Bank Jatim telah menjajaki konsolidasi itu seperti dengan PT Bank Pembangunan Daerah NTB Syariah dan PT Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung).

Bank Jatim juga mengincar PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. atau Bank Banten (BEKS) untuk masuk KUB. "Kami juga menjalankan penjajakan dengan Bank Banten," ujar Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman setelah acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) pada Februari lalu (20/2/2024).

Bank Jatim telah meraup aset sebesar Rp100,84 triliun pada Maret 2024, naik 4,37% yoy. Dengan terbentuknya KUB, aset Bank Jatim pun kian menebal.

Adapun, sejumlah bank incaran KUB, seperti Bank NTB Syariah meraup aset Rp15,2 triliun pada Maret 2024, Bank Lampung mencatatkan aset Rp11,33 triliun, dan Bank Banten memiliki aset Rp7,1 triliun. 

Aset Menebal Setelah Akuisisi

Sejumlah bank lainnya pun akan mencatatkan peningkatan aset seiring dengan aksi akuisisinya. OCBC Indonesia misalnya telah selesai mengakuisisi PT Bank Commonwealth (PTBC) pada bulan lalu. Kemudian, OCBC Indonesia akan menjalankan penggabungan atau merger PTBC yang ditarget rampung 1 September 2024.

Berdasarkan ketentuannya, setelah penggabungan, aset, liabilitas, dan ekuitas dari perusahaan yang menggabungkan diri yakni PTBC akan beralih kepada perusahaan penerima penggabungan yakni OCBC Indonesia.

Alhasil, aset OCBC Indonesia akan menebal setelah aksi konsolidasi tersebut. Emiten bank berkode NISP ini telah mencatatkan aset Rp252,4 triliun pada kuartal I/2034, naik 5,22 yoy. Adapun, PTBC yang akan bergabung dengan OCBC Indonesia memiliki aset sebesar Rp16,47 triliun. 

Bank lainnya, yakni PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) juga telah merampungkan aksi akuisisi terhadap portofolio bisnis ritel seperti kartu kredit milik Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI).

Wakil Presiden Direktur Bank Danamon Indonesia Hafid Hadeli mengatakan akuisisi itu telah membantu pertumbuhan bisnis dari sisi aset dalam bentuk KPR, kredit tanpa agunan (KTA), dan kartu kredit.

"Selesai di 2023 kami dapatkan 70.000 customer dan ini akan berdampak ke perbendaharaan di Bank Danamon," katanya dalam konferensi pers pada Februari lalu (19/2/2024).

Bank Danamon telah membukukan aset sebesar Rp226,56 triliun pada kuartal I/2024, naik 11,32% yoy.

Lalu, PT Bank UOB Indonesia telah mengakuisisi bisnis konsumer Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia). Direktur Utama UOB Indonesia, Hendra Gunawan menyebut dampak dari proses akuisisi tersebut membuat jumlah nasabah UOB bertambah menjadi lebih dari 1 juta sekaligus mendapat tambahan karyawan sebanyak 1.000 orang dari pengalihan atas bisnis consumer Citibank.

UOB Indonesia sendiri telah meraup aset sebesar Rp159,91 triliun pada kuartal I/2024, naik 5,49% yoy. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper