Aset Menebal Setelah Akuisisi
Sejumlah bank lainnya pun akan mencatatkan peningkatan aset seiring dengan aksi akuisisinya. OCBC Indonesia misalnya telah selesai mengakuisisi PT Bank Commonwealth (PTBC) pada bulan lalu. Kemudian, OCBC Indonesia akan menjalankan penggabungan atau merger PTBC yang ditarget rampung 1 September 2024.
Berdasarkan ketentuannya, setelah penggabungan, aset, liabilitas, dan ekuitas dari perusahaan yang menggabungkan diri yakni PTBC akan beralih kepada perusahaan penerima penggabungan yakni OCBC Indonesia.
Alhasil, aset OCBC Indonesia akan menebal setelah aksi konsolidasi tersebut. Emiten bank berkode NISP ini telah mencatatkan aset Rp252,4 triliun pada kuartal I/2034, naik 5,22 yoy. Adapun, PTBC yang akan bergabung dengan OCBC Indonesia memiliki aset sebesar Rp16,47 triliun.
Bank lainnya, yakni PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) juga telah merampungkan aksi akuisisi terhadap portofolio bisnis ritel seperti kartu kredit milik Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI).
Wakil Presiden Direktur Bank Danamon Indonesia Hafid Hadeli mengatakan akuisisi itu telah membantu pertumbuhan bisnis dari sisi aset dalam bentuk KPR, kredit tanpa agunan (KTA), dan kartu kredit.
Baca Juga
"Selesai di 2023 kami dapatkan 70.000 customer dan ini akan berdampak ke perbendaharaan di Bank Danamon," katanya dalam konferensi pers pada Februari lalu (19/2/2024).
Bank Danamon telah membukukan aset sebesar Rp226,56 triliun pada kuartal I/2024, naik 11,32% yoy.
Lalu, PT Bank UOB Indonesia telah mengakuisisi bisnis konsumer Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia). Direktur Utama UOB Indonesia, Hendra Gunawan menyebut dampak dari proses akuisisi tersebut membuat jumlah nasabah UOB bertambah menjadi lebih dari 1 juta sekaligus mendapat tambahan karyawan sebanyak 1.000 orang dari pengalihan atas bisnis consumer Citibank.
UOB Indonesia sendiri telah meraup aset sebesar Rp159,91 triliun pada kuartal I/2024, naik 5,49% yoy.