Bisnis.com, JAKARTA – PT Julo Teknologi Finansial (Julo) mencatat transaksi pengguna untuk biaya pendidikan mengalami pertumbuhan hingga 40% sepanjang 2023.
Head of Marketing Julo, Mikhal Anindita mengatakan Julo Biaya Pendidikan telah memberikan dampak positif baik pada kehidupan pengguna maupun kinerja bisnis perusahaan.
Dia menambahkan Biaya Pendidikan telah menjadi salah satu metode transaksi nontunai populer bagi nasabah Julo. Fitur ini telah membantu lebih dari 12.000 nasabah di seluruh Indonesia untuk memenuhi biaya pendidikan mereka.
"Transaksi Julo Biaya Pendidikan tumbuh sebesar 40% dan ini berkontribusi pada pertumbuhan penyaluran kredit digital secara keseluruhan sebesar 84% pada 2023," katanya dalam siaran pers, dikutip Senin (5/8/2024).
Dia menuturkan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan industri fintek yang dipublikasikan OJK yaitu sebesar 22%.
Mikhal menjelaskan fitur Julo Biaya Pendidikan memberikan kemudahan kepada pada nasabah dalam pembayaran SPP, uang sekolah, biaya kuliah, kursus, hingga uang gedung, seragam, dan buku - semuanya dapat terpenuhi di dalam satu aplikasi dengan bunga ringan dan tenor fleksibel.
Baca Juga
Dia menuturkan Indonesia cukup prospektif karena memiliki sistem pendidikan terbesar keempat di dunia dengan lebih dari 50 juta siswa di lebih dari 250.000 sekolah. Hal ini sejalan dengan Julo yang melakukan ekspansi ke sektor pembiayaan pendidikan untuk mengantisipasi potensi pertumbuhan perusahaan.
Sementara itu, CEO & Co-founder Julo, Adrianus Hitijahubessy akan menggandeng lebih banyak kerja sama dengan berbagai partner strategis ke depannya.
"Dengan demikian, semakin banyak lapisan masyarakat yang dapat terjangkau oleh akses kredit dan menjadi lebih berdaya secara finansial,” ujarnya.
Sebelumnya, Julo meraih penghargaan "Financial Inclusion of the Year" dan "Consumer Lending Product of the Year" oleh Asian Banking & Finance Retail Banking Awards 2024.
Penghargaan internasional ini merupakan penghargaan untuk industri perbankan dan keuangan di tingkat Asia sekaligus pengakuan kepada perusahaan yang memiliki produk dan jasa keuangan di Kawasan Asia yang dinilai mampu mengubah lanskap ritel layanan jasa keuangan.