Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkumpulan Ahli Underwriter Ingatkan Pebisnis Asuransi Jiwa Soal Risiko Klaim

Tren Kenaikan Klaim Asuransi Jiwa Mengancam Keberlanjutan Industri, Kolaborasi Underwriter dan Manajemen Klaim Diperlukan
Ketua Peruji Radix Yunanto bersama Ketua Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) Robby Loho di sela kegiatan Indonesia Underwriting Summit ke-5 di Bandung, Jawa Barat./Istimewa
Ketua Peruji Radix Yunanto bersama Ketua Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) Robby Loho di sela kegiatan Indonesia Underwriting Summit ke-5 di Bandung, Jawa Barat./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Tren kenaikan klaim di asuransi jiwa yang melampaui tingkat inflasi medis menjadi perhatian serius di industri asuransi.

Radix Yunanto, Ketua Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia (Peruji) menegaskan bahwa kondisi ini dapat membahayakan keberlanjutan perusahaan asuransi jika tidak segera diatasi. Menurutnya, kenaikan klaim yang tidak terkendali akan menyebabkan hasil underwriting yang negatif, yang pada akhirnya mengancam kemampuan perusahaan untuk membayar klaim.

Sebagai informasi, underwriter merupakan sebutan bagi personil perusahaan asuransi yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi risiko calon tertanggung.

"Jika dibiarkan, kondisi ini akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam membayar klaim, yang dapat berujung pada penutupan perusahaan," ujar Radix dikutip Minggu, (18/8/2024).

Untuk memitigasi risiko ini, dia menekankan pentingnya kolaborasi antara underwriter, analis klaim, dan aktuaris. Menurutnya, ketiga pihak ini harus bekerja sama dengan tenaga pemasaran untuk memastikan bahwa risiko klaim dapat dikelola dengan baik.

Selain itu, dia juga menyoroti meningkatnya klaim asuransi kesehatan pasca-pandemi, yang turut menambah beban perusahaan asuransi. "Pasca pandemi, tertanggung tidak lagi takut datang ke rumah sakit. Beberapa kasus menunjukkan adanya klaim dengan tarif layanan atau obat yang tidak standar, yang menyebabkan over-utilisasi manfaat asuransi," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi yang kuat antara underwriter dan manajemen klaim dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. "Data pengalaman klaim dan analisis terkait yang dapat diakses dengan mudah oleh underwriter akan sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran dan profitabilitas perusahaan," tambah Radix.

Namun, dia mengakui bahwa ego sektoral menjadi tantangan utama dalam menyinergikan peran underwriter dan manajemen klaim. Ia menekankan pentingnya kolaborasi yang terbuka dan transparan antara semua pihak untuk mengatasi tantangan ini. Event seperti Indonesia Underwriting Summit, yang mengusung tema "Team Up & Accelerate: Underwriting-Claim Collaboration," diharapkan dapat memfasilitasi semangat kebersamaan dan menghilangkan ego sektoral yang dapat mengganggu kestabilan portofolio asuransi jiwa.

Radix juga menyoroti peran krusial aktuaris dalam mendukung kolaborasi ini. Menurutnya, aktuaris, underwriter, dan analis klaim merupakan "trio" yang menjadi jantung perusahaan asuransi jiwa. "Kolaborasi ketiganya sangat berperan dalam roadmap penguatan profesi asuransi jiwa," tutup Radix.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper