Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan LPEI 2024 Diproyeksi Turun 20,06%, Ada Hapus Buku Rp16,24 Triliun

Dalam Buku II Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2025 dijelaskan bahwa penurunan ini terutama disebabkan oleh rencana hapus buku senilai Rp16,24 triliun.
Logo Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank
Logo Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah memproyeksikan pembiayaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada tahun 2024 akan mencapai Rp58,60 triliun, mengalami penurunan sebesar 20,06% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam Buku II Nota Keuangan RAPBN Tahun Anggaran 2025 dijelaskan bahwa penurunan ini terutama disebabkan oleh rencana hapus buku senilai Rp16,24 triliun. Per Juni 2024, realisasi hapus buku telah mencapai Rp4,14 triliun.

Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso menyatakan bahwa untuk mendorong pertumbuhan bisnis, pihaknya akan fokus pada pembiayaan bagi Usaha Menengah Berorientasi Ekspor (UMBE) dan korporasi. Langkah ini akan diwujudkan melalui akuisisi debitur baru dan optimalisasi baki debet yang sudah ada, serta kolaborasi dengan bank lain. Selain peningkatan portofolio pembiayaan, LPEI juga memperkuat lini bisnis asuransi, penjaminan, dan jasa konsultasi.

"Selain peningkatan portfolio pembiayaan, LPEI juga melakukan penguatan lini bisnis asuransi, penjaminan, dan jasa konsultasi," jelas Riyani kepada Bisnis, Selasa (3/9/3034).

Riyani menambahkan bahwa LPEI juga berperan penting dalam mengisi kesenjangan pasar (fill in the market gap) untuk ekspor ke negara-negara non-tradisional, seperti di Afrika dan Asia Timur. Dengan berbagai strategi, LPEI berhasil membantu para pelaku ekspor Indonesia menembus pasar di 134 negara. Sepanjang Januari hingga Juli 2024, LPEI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp9,5 triliun.

Selain itu, LPEI juga berfokus pada peningkatan kolaborasi dalam ekosistem ekspor, khususnya di sektor-sektor industri bernilai tambah, serta penguatan tata kelola yang baik dan profesional untuk mendukung ekspor nasional yang berkelanjutan.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pada Juni 2024, pembiayaan dan pinjaman yang disalurkan LPEI turun 10,29% secara tahunan menjadi Rp70,15 triliun, dibandingkan dengan Rp78,21 triliun pada Juni 2023. Secara bulanan (month-to-month), pembiayaan LPEI juga turun 3,91% dari Rp73,01 triliun pada Mei 2024.

OJK juga mencatat bahwa aset LPEI pada Juni 2024 mengalami penurunan sebesar 32% secara tahunan menjadi Rp51,09 triliun, dibandingkan dengan Rp76,22 triliun pada Juni 2023. Meskipun demikian, aset LPEI diproyeksikan tumbuh sebesar 12,2% secara tahunan hingga akhir tahun 2024.

Riyani menekankan bahwa LPEI sedang menjalani transformasi di berbagai aspek, termasuk dalam percepatan perbaikan kualitas aset. Penurunan aset bersih LPEI pada Juni 2024 sebagian besar disebabkan oleh pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) pada Desember 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper