Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Digital Meningkat Tajam, Penggunaan Kartu ATM Menurun pada Agustus 2024

Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan signifikan dalam transaksi melalui kartu ATM pada Agustus 2024.
Karyawati bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Link saat ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024 di Jakarta, Kamis (1/8/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawati bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Link saat ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024 di Jakarta, Kamis (1/8/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan signifikan dalam transaksi melalui kartu ATM pada Agustus 2024, sementara transaksi digital banking, termasuk penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS), mengalami lonjakan pesat. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, transaksi digital banking tercatat mencapai 1.871,19 juta transaksi, tumbuh 31,11% secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara transaksi uang elektronik (UE) meningkat 21,53% yoy dengan total 1.246,58 juta transaksi.

Transaksi melalui QRIS juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan, mencapai 217,33% yoy, dengan jumlah pengguna mencapai 52,55 juta dan jumlah merchant sebanyak 33,77 juta. "Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Agustus 2024 tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal," kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (19/9/2024).

Di sisi lain, transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM atau debit mengalami penurunan 6,82% yoy menjadi 591,92 juta transaksi pada periode yang sama.

Ekonom Senior Poltak Hotradero menjelaskan bahwa keberadaan ATM sering kali menjadi beban bagi perbankan, karena biaya pemeliharaan dan asuransi yang tinggi, yang berujung pada peningkatan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). "Penurunan jumlah ATM ini sudah menjadi tren global. Di China saja, ATM menurun hingga 150.000–200.000 unit per tahun. Ke depan, pembayaran digital akan semakin diminati," ujar Poltak.

Ia juga menambahkan bahwa dengan peralihan pembayaran ke digital, penggunaan uang tunai akan semakin berkurang, didukung oleh kebijakan bank sentral dunia yang menyadari bahwa penanganan uang tunai (cash handling) cukup mahal. Dengan meningkatnya penggunaan QRIS, peran ATM dinilai semakin tidak relevan.

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi menyatakan bahwa pandemi Covid-19 turut mempercepat digitalisasi di sektor perbankan. "Covid-19 memaksa kita untuk melakukan digitalisasi," ujarnya.

Ia juga menyebut kebijakan BI terkait QRIS untuk transaksi berukuran kecil (small ticket size) mengurangi kebutuhan akan uang tunai, yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan penggunaan ATM. "Di negara maju, penggunaan uang tunai semakin berkurang, sehingga ATM hanya digunakan untuk kebutuhan darurat," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper