Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tutup 2024, Begini Keyakinan OJK Terhadap Kondisi Perbankan Indonesia

OJK mengungkap sektor perbankan Indonesia terus menunjukkan daya tahan yang baik meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi global dan domestik sepanjang 2024.
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis - Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis - Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa sektor perbankan Indonesia terus menunjukkan daya tahan yang baik meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi global dan domestik sepanjang 2024.

Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK M. Ismail Riyadi menegaskan industri perbankan berhasil menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

“Industri perbankan berhasil menjaga stabilitas sistem keuangan, mendukung aktivitas ekonomi, dan memperkuat kepercayaan dari berbagai pihak sebagai salah satu pilar utama dalam pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya, Selasa (31/12/2024).

Secara global, ketidakpastian politik, geostrategi, dan kebijakan moneter yang diambil bank sentral besar seperti Federal Reserve AS menjadi tantangan utama. Namun, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi moderat, ditopang oleh kenaikan ekspor dan pengeluaran pemerintah yang mendukung.

Meskipun demikian, perlambatan konsumsi domestik akibat menurunnya daya beli, dipicu oleh Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sejumlah sektor industri, menjadi catatan penting. Kinerja intermediasi perbankan tetap solid, dengan pertumbuhan kredit bank umum sebesar 10,92% secara tahunan (year on year/yoy) pada Oktober 2024, didorong oleh permintaan dari segmen korporasi. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 6,74% yoy, menjaga likuiditas perbankan.

Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mencapai 27,02% serta Non-Performing Loan (NPL) gross yang membaik menjadi 2,20% menunjukkan kondisi permodalan yang solid.

Pada sektor perbankan syariah, OJK melaporkan kinerja yang positif dengan pertumbuhan aset sebesar 12,50% yoy dan peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 13,24% yoy. Menurut Ismail, prospek sektor ini semakin cerah dengan implementasi spin-off Unit Usaha Syariah dan konsolidasi yang mengacu pada Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI) 2023-2027.

Menutup tahun, OJK mengingatkan sektor perbankan untuk tetap waspada terhadap risiko pasar dan likuiditas akibat ketidakpastian global. Namun, optimisme tetap terjaga untuk tahun 2025 dengan proyeksi pertumbuhan solid berkat keyakinan konsumen, inflasi terkendali, serta kebijakan pemerintah yang akomodatif.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menambahkan, pihaknya terus mencermati dampak volatilitas global terhadap ekonomi domestik dan mendorong perbankan untuk memperkuat manajemen risiko.

“Selanjutnya, OJK juga meminta bank-bank agar terus memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential banking), profesionalisme, inovatif, dan selalu menjaga integritas untuk bisa mencapai pertumbuhan yang tinggi, sehat, dan berkelanjutan,” kata Dian.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper