Dividen BRI dan BTN
BRI
Ilustrasi ATM BRI/badami.bandung
Direkur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Sunarso juga memberikan pandangannya terkait dividen perseroan.
Menurutnya, secara fundamental BBRI masih sangat solid. Dalam situasi tidak mudah, BBRI mampu mempertahankan profitabilitas dengan laba yang diproyeksikan sama dengan tahun lalu.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BBRI, lanjutnya, berada di atas 26% atau lebih dari cukup untuk menutup risiko sekaligus memenuhi aturan termasuk Basel III, yang berada pada level sekitar 17,5%.
"Artinya apa, itu sampai 5 tahun ke depan berapapun laba BRI tidak perlu ditahan untuk memperkuat permodalan. Artinya, laba BRI memang harus dibagi supaya return on equity [ROE] bisa bertahan," katanya seperti dilansir dari YouTube Hermanto Tanoko yang tayang 16 Januari 2025.
BRI merupakan bank BUMN dengan rasio dividen tertinggi. Untuk tahun buku 2023, bank spesialis kredit UMKM ini memutuskan memberikan dividen jumbo senilai Rp48,1 triliun dengan rasio 80% dari laba tahun buku 2023.
Dalam kesempatan terpisah, Sunarso menyatakan BRI tetap mampu mempertahankan kinerja positif di tengah situasi ketidakpastian ekonomi yang terjadi sepanjang tahun lalu.
"Kita berusaha [mempertahankan laba], meskipun terus terang situasinya ini tidak mudah," katanya saat ditemui selepas acara BRI Microfinance Outlook di Tangerang, Kamis (30/1/2025).
Sebagai informasi, pada penghujung 2023 BRI mencetak rekor dengan perolehan laba konsolidasi Rp60,43 triliun, melonjak 17,55% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Secara bank only, laba BRI mencapai Rp53,15 triliun, naik 11,12% secara tahunan (year on year/YoY).
Sampai dengan November 2024, BRI membukukan laba bersih individual sebesar Rp50 triliun, tumbuh 3,96% YoY dari level Rp49,09 triliun. Perolehan ini membuat BRI finis pertama dalam urutan laba bersih bank pelat merah pada periode yang sama.
BTN
Direksi Bank Tabungan Negara (BBTN) atau BTN memapaskan filosofi di balik logo baru perusahaan./Bisnis - Arlina Laras
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN (BBTN) mengungkapkan rencana untuk membagikan dividen Tahun Buku 2024 pada 2025, dengan perkiraan dividend payout ratio berada di kisaran 20%-25% dari total laba.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan bahwa pemberian dividen pada masa mendatang akan didasarkan pertimbangan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank. Jika bank memerlukan lebih banyak modal untuk ekspansi kredit atau alasan lainnya, biasanya rata-rata dividend payout ratio pada level 20%.
“Tapi kalau kita lagi merasa bahwa kita perlu naikkan dividend payout dengan pertimbangan tertentu, kita akan naikkan sama pemerintah. Tapi most likely sih saya kasih guidance saja 20%-25% lah pasti. Sekitaran segitulah BTN,” ujarnya dalam Public Expose, Selasa (27/8/2024).
Selain itu, untuk bisa memberikan dividen yang lebih tinggi kepada pemegang saham, pihaknya terus berusaha menjaga laba agar tetap stabil meskipun biaya dana (cost of fund) meningkat signifikan dengan mendorong pertumbuhan fee based.
Terkait dengan kinerja, hingga hari ini BTN belum mempublikasikan capaian sepanjang tahun lalu. Namun, hingga November 2024, BTN membukukan laba bersih individual senilai Rp2,4 triliun per November 2024. Realisasi ini turun 15,79% secara tahunan dari Rp2,85 triliun per November 2023.