Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raup Laba Rp60,64 Triliun pada 2024, Bos BRI: Rasio Dividen di Kisaran 80%-85%

Sepanjang 2024 BRI (BBRI) membukukan laba senilai Rp60,64 triliun. Dirut BRI Sunarso pun memberikan kisi-kisi pembagian dividen.
Gedung Bank BRI Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Gedung Bank BRI Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) membukukan laba bersih senilai Rp60,64 triliun pada 2024. Direktur Utama BRI Sunarso pun memastikan rasio pembagian dividen (dividend payout ratio) tidak kurang dari sebelumnya.

Sebagai informasi, untuk tahun buku 2023 BRI membagikan dividen senilai Rp48,1 triliun atau 80% dari laba 2023. Sementara, pada 2022 bank spesialis kredit usaha wong cilik ini membagikan dividen tunai senilai Rp43,5 triliun atau 85% dari total laba bersih 2022.

"Untuk dividend payout ratio tidak kurang dari tahun lalu, sekitar 80% hingga 85%," ujar Sunarso dalam paparan kinerja keuangan, Rabu (12/2/2025).

Dia menjelaskan, saat ini rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan masih sangat mencukupi pada level 26%. Angka ini di atas level prudent yang menurut Sunarso sebesar 17,5%.

Selain itu, jika setiap tahun membutuhkan 2% dari CAR untuk ekspansi, maka hingga 5 tahun ke depan BRI tidak perlu tambah modal. "Sehingga berapapun labanya layak dibagi," katanya.

Adapun, keputusan berapa dividen yang akan ditebar kepada pemegang saham diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI. Rapat ini dijadwalkan pada Selasa, 11 Maret 2025 pukul 14.00 WIB.

Dari sisi kinerja, seiring dengan raihan laba senilai Rp60,64 triliun total aset BRI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp1.992,98 triliun atau tumbuh 1,42% secara year on year (YoY).

BRI juga mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97% yoy dan seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif.

“Penyaluran kredit BRI didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97% dibandingkan dengan total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp1.110,37 triliun”, imbuh Sunarso.

Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga diikuti dengan perbaikan kualitas kredit. Hal ini ditunjukkan dengan membaiknya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dari semula 2,95% pada akhir Desember 2023 membaik menjadi 2,78% pada akhir Desember 2024. Di samping itu, BRI juga mempersiapkan pencadangan yang mencukupi dengan NPL Coverage sebesar 215,01%.

Dari sisi simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berhasil menghimpun simpanan sebesar Rp1.365,45 triliun. Dana murah (CASA) mendominasi penghimpunan simpanan BRI dengan proporsi mencapai 67,30% atau setara dengan Rp918,98 triliun.

“Keberhasilan BRI dalam meningkatkan porsi CASA secara berkelanjutan tidak terlepas dari strategi BRI untuk terus fokus pada peningkatan CASA berkualitas, salah satunya adalah CASA yang berbasis transaksi,” ujar Sunarso.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper