Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah pengguna layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater terus meningkat pesat di Indonesia.
Berdasarkan data dari PEFINDO Biro Kredit (IdScore), total debitur BNPL per Februari 2025 tercatat mencapai 17,26 juta orang. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 25,53% secara tahunan (year on year/YoY).
Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit (IdScore) Tan Glant Saputrahadi mengungkapkan bahwa tren pertumbuhan tersebut juga diiringi oleh kenaikan signifikan dalam penyaluran kredit BNPL.
“Penyaluran kredit Februari 2025 tercatat Rp 36,24 triliun atau naik 27,65% secara YoY,” kata Tan Glant saat dihubungi Bisnis, Rabu (23/4/2025).
Adapun rata-rata plafon kredit BNPL per bulan berada di kisaran Rp 994 ribu.
Sementara itu, kualitas kredit juga menunjukkan perbaikan. Hingga Februari 2025, tercatat rasio Non Performing Loan (NPL) BNPL sebesar 4,05% yang mana membaik 0,19% dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga
Tan Glant juga menyoroti pola musiman pada penyaluran kredit BNPL yang biasanya mengalami lonjakan saat momentum Ramadan. Berdasarkan data historis, penyaluran BNPL pada Ramadhan 2023 meningkat sebesar 3,09%, sementara pada Ramadhan 2024 kenaikannya mencapai 5,4%.
Meski demikian, dia mengingatkan bahwa tren historis menunjukkan NPL cenderung naik dua bulan setelah Ramadhan. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi pelaku industri.
Tan Glant memaparkan bahwa penyumbang kredit macet tertinggi berasal dari kelompok usia baby boomers. Salah satu alasannya, lanjut dia, generasi yang berusia 55 ke atas ini cenderung kurang akrab dengan teknologi digital, terutama dalam hal seperti aplikasi mobile banking atau fintech, penggunaan e-wallet atau paylater, sistem pembayaran otomatis, pemantauan histori kredit atau skor kredit online.
“Akibatnya, mereka kurang memantau dan mengelola pinjaman mereka secara real-time, sehingga potensi gagal bayar meningkat,” katanya.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tren pertumbuhan yang signifikan pada layanan BNPL oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, menyampaikan bahwa hingga Februari 2025, pembiayaan BNPL telah mencapai Rp8,2 triliun atau tumbuh 59,1% YoY.
“Untuk pembiayaan buy now pay later atau BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Februari 2025 tercatat meningkat sebesar 59,1% year on year atau menjadi Rp8,2 triliun,” kata Agusman dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Jumat (11/4/2025).
Meskipun pertumbuhan tetap positif, OJK mencatat adanya tekanan terhadap kualitas kredit, yang tercermin dari kenaikan Non Performing Financing (NPF) gross dari 3,37% pada Januari menjadi 3,68% pada Februari 2025.