Bisnis.com, JAKARTA — Pefindo Biro Kredit (IdScore) mengeluarkan data rata-rata pinjaman buy now pay later (BNPL) atau paylater per bulan.
Direktur Utama IdScore, Tan Glant Saputrahadi, mangatakan rata-rata plafon pembiayaan BNPL per bulan tercatat sebesar Rp994.000. "Rata-rata plafon BNPL per bulan sebesar Rp994.000,” kata Tan Glant pada Rabu (23/4/2025).
Secara keseluruhan, Tan Glant mengatakan bahwa penyaluran kredit BNPL per Februari 2025 mencapai senilai Rp36,24 triliun, atau meningkat 27,65% secara tahunan (year on year/YoY).
Pihaknya mencatat berdasarkan historical data, biasanya terjadi kenaikan signifikan pada momentum Ramadan 2023 sebesar 3,09% dan momentum Ramadan 2024 sebesar 5,4%.
Dia juga mengungkapkan bahwa secara kualitas kredit, BNPL menunjukkan perbaikan. Per Februari 2025, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) tercatat sebesar 4,05%, membaik 0,19% dibandingkan bulan sebelumnya.
Namun, Tan Glant memberikan catatan berdasarkan tren historis, di mana NPL biasanya meningkat pada dua bulan setelah momentum Ramadhan.
Baca Juga
“Jika dilihat berdasarkan historical data, pada tahun 2023 dan 2024 rasio NPL akan naik H+2 bulan setelah momentum Ramadhan,” katanya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa kelompok usia tertua, yakni generasi baby boomers (usia ≥55 tahun), menjadi penyumbang tertinggi dalam kasus kredit macet di sektor BNPL. Hal ini dinilai berkaitan dengan tingkat adaptasi terhadap teknologi digital yang masih rendah di kalangan tersebut.
“Usia dengan penyumbang kredit macet tertinggi adalah usia yang masuk di generasi baby boomers [>=55 tahun]. Salah satu alasanya generasi baby boomers cenderung kurang akrab dengan teknologi digital,” kata Tan Glant.
Tan Glant menambahkan rendahnya literasi terutama dalam hal seperti aplikasi mobile banking atau fintech, penggunaan e-wallet atau paylater, sistem pembayaran otomatis, pemantauan histori kredit atau skor kredit online.
“Akibatnya, mereka kurang memantau dan mengelola pinjaman mereka secara real-time, sehingga potensi gagal bayar meningkat,” tandas Tan Glant.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tren pertumbuhan yang signifikan pada layanan BNPL oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, menyampaikan bahwa hingga Februari 2025, pembiayaan BNPL telah mencapai Rp8,2 triliun atau tumbuh 59,1% YoY.
“Untuk pembiayaan buy now pay later atau BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Februari 2025 tercatat meningkat sebesar 59,1% year on year atau menjadi Rp8,2 triliun,” kata Agusman dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Jumat (11/4/2025).
Meskipun pertumbuhan tetap positif, OJK mencatat adanya tekanan terhadap kualitas kredit, yang tercermin dari kenaikan nonperforming financing (NPF) gross dari 3,37% pada Januari menjadi 3,68% pada Februari 2025.