Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak 6 Cara Mengatur Keuangan Saat Krisis Ekonomi

Orang yang mampu mengatur keuangan pada masa-masa krisis maka akan mampu bertahan.
Tips keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi
Tips keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi ekonomi yang tidak stabil hingga krisis ekonomi membuat orang-orang yang memiliki uang, lebih disiplin dalam mengatur keuangan. 

Dilansir dari SCB, Selasa (3/6/2025), orang yang mampu mengatur keuangan maka akan memiliki masa depan yang lebih baik. Sebab, orang tersebut bisa mengatur pengeluaran agar tidak lebih besar dari pemasukan.

Apalagi saat ini kondisi ekonomi di Indonesia sedang dilanda ketidakpastian dan juga banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa perusahaan besar di Indonesia. Dinamika ini membuat orang-orang harus lebih bijak dalam mengatur keuangan.

Jika Anda tidak bersikap bijak, keuangan tersebut akan melebihi batas pengeluaran bahkan menjadi persoalan utama dalam hidup. Maka dari itu, Anda harus mengetahui cara yang tepat untuk mengatur keuangan saat krisis ekonomi.

Krisis ekonomi merupakan salah satu kondisi ekstrim yang terjadi pada suatu negara akibat adanya kenaikan hingga penurunan secara tajam. Hal ini dapat mengakibatkan situasi panik pada masyarakat, meningkatnya angka pengangguran, PHK massal, dan daya saing yang rendah.

Situasi tersebut juga dapat terjadi ketika pasar saham berjatuhan, gelembung keuangan spekulatif, krisis mata uang yang menyebar pada sektor ekonomi tunggal, ekonomi dalam suatu kawasan, hingga ekonomi global. 

Berdasarkan informasi pada investopedia.com, ada beberapa faktor yang mengakibatkan krisis ekonomi:

1. Kegagalan sistemik

2. Perilaku manusia yang tidak terduga atau tidak dapat dikendalikan 

3. Dorongan untuk mengambil banyak risiko

4. Ketiadaan atau kegagalan regulasi yang tepat

Jika dibiarkan, kondisi tersebut akan terjadi secara cepat dan menghalangi berbagai aktivitas pembangunan serta penataan yang sudah direncanakan. 

Simak 6 cara mengatur keuangan saat krisis ekonomi:

1. Menggunakan uang tunai (cash)

Bertransaksi menggunakan uang tunai menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk bertahan hidup. Saat bertransaksi dengan uang tunai, Anda tidak akan dikenakan biaya potongan melalui bank, dompet digital, dan sejenisnya.

Anda disarankan untuk menggunakan uang tunai secara tepat, untuk memastikan bahwa pengeluaran digunakan sesuai kebutuhan. Penggunaan uang tunai juga dianggap mampu meningkatkan visibilitas dan pengelolaan dana akan berjalan secara efisien.

2. Mencari penghasilan tambahan

Dalam kondisi krisis ekonomi, Anda harus mampu bergerak untuk mencari penghasilan tambahan. Kondisi yang semakin terpuruk, membuat pendapatan dan pengeluaran terjadi secara tidak seimbang. Maka dari itu, Anda harus berusaha untuk mencari penghasilan tambahan dari berbagai bidang yang disukai.

Jika ada peluang untuk membuka usaha, maka optimalkan hal tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga. Contoh penghasilan tambahan yang dapat Anda lakukan adalah menjahit, membuka usaha di bidang kuliner, menyediakan layanan jasa pribadi, dan lainnya. 

3. Menganalisa pemasukan dan pengeluaran

Anda bisa menganalisa pemasukan dan pengeluaran, sehingga ini bisa membantu Anda untuk membatasi list kebutuhan keluarga. Hal seperti ini perlu dilakukan untuk menghindari utang dan memberikan dampak baik untuk memonitoring kondisi ekonomi.

Anda dapat menganalisa pemasukan dan pengeluaran dengan cara membuat pembukuan, dengan mencatat segala jenis penggunaan uang setiap hari. Melalui analisa tersebut, Anda akan lebih mudah mengetahui hal apa saja yang masuk ke dalam list prioritas.

4. Tidak melakukan panic buying

Panic buying merupakan kondisi masyarakat melakukan transaksi pembelian barang, makanan, dan kebutuhan lainnya dalam jumlah yang tidak masuk akal. Kepanikan ini dapat terjadi ketika krisis ekonomi mulai terlihat, sehingga banyak masyarakat yang memilih membeli berbagai kebutuhan secara tidak tepat, hingga terkesan mubazir.

Dalam kondisi krisis ekonomi, Anda tidak dianjurkan untuk melakukan hal tersebut yang dapat merugikan finansial secara cepat. Situasi tersebut juga mampu menyebabkan ketersediaan barang menjadi langka.

5. Bersikap realistis

Sikap realistis merupakan kunci keberhasilan seseorang. Realistis akan mengajarkan Anda untuk tetap menerima fakta secara luas dan bertindak sesuai kemampuan. Dalam situasi krisis ekonomi, Anda harus bersikap terbuka dan menghindari aktivitas yang dapat memicu terjadinya utang.

Saat krisis ekonomi berlangsung dan Anda tidak disarankan untuk melakukan pinjaman dalam jangka panjang. Hal tersebut dapat mengakibatkan pembengkakan pada pengeluaran, dan ketidakseimbangan kualitas pada hidup. 

6. Berinvestasi sesuai dengan kemampuan

Investasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan, untuk meningkatkan pendapatan, aset, dan lainnya. Dalam hal ini, investasi dilakukan dengan cara penempatan dana maupun penanaman modal yang berguna dalam jangka panjang.

Keuntungan yang diperoleh dengan berinvestasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan  memberikan keamanan finansial di masa depan. Salah satu contoh investasi yang dapat Anda lakukan adalah investasi melalui emas, logam mulia, deposito, dan lainnya. (Maharani Dwi Puspita Sari)

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper