Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rancang Asuransi Bencana, Maipark Incar Premi Tumbuh 24%

PT Reasuransi Maipark Indonesia menargetkan perolehan premi dapat tumbuh 24,56% sepanjang 2016.

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Reasuransi Maipark Indonesia menargetkan perolehan premi dapat tumbuh 24,56% sepanjang 2016.

Rp360 miliar di 2016. Pada 2015 perusahaan reasuransi yang fokus pada bencana gempa dan banjir ini membukukan premi Rp289 miliar.

"Realisasi 2015 sebesar 90% berasal dari sesi wajib," kata Yasril, Kamis (18/2/2016).

Dia mengatakan target pertumbuhan premi ini akan didorong melalui perluasan produk yang saat ini dimiliki perusahaan. Produk baru ini tengah diurus perizinannya ke otoritas jasa keuangan melalui Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI).

"Agar setelah izin terbit seluruh anggota dapat memasarkan," katanya.

Dia mengatakan pihaknya juga tengah bekerjasama dengan anak usaha bank dunia untuk merancang produk yang dikhususkan memberikan perlindungan bagi nasabah industri keuangan.

Produk ini akan memberikan perlindungan berdasarkan indeks kerusakan wilayah. Institusi keuangan membeli premi untuk kredit yang mereka keluarkan dari risiko bencana. Model ini juga akan menghindarkan membengkaknya kredit bermasalah karena bencana alam seperti gempa ataupun gunung api.

Selain itu, kata Yasril, Maipark juga tengah mengupayakan asuransi bencana nasional. Meski saat ini belum ada payung hukum diterapkan secara nasional, dia menjelaskan pemasaran produk ini dapat dilakukan secara kewilayahan.

"Sejumlah pemda yang memiliki kepedulian tinggi kepada penduduknya seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Barat memungkinkan menyerap produk ini. Kami juga bicara dengan pemerintah pusat agar dimungkinkan secara nasional diberlakukan," katanya.

LABA
Sementara untuk laba, Maipark mencatatkan pertumbuhan hingga 40%. Yasril mengatakan berdasarkan perkiraan sebelum diaudit pada 2015 perusahaan membukukan laba Rp70 miliar. Jumlah ini tumbuh dari realsasi tahun sebelumnya Rp50 miliar.

Dia mengatakan laba ini diperoleh dari hasil usaha serta pendaptan investasi. Dia mengatakan instrumen investasi yang dipilih perusahaan didominasi oleh deposito. Sedangkan sisanya menyebar ke saham, reksadana hingga obligasi.

"Di deposito kami menempatkan lebih dari 51%, karena sifat bisnis butuh likuiditas yang cepat," katanya.

Sementara untuk pembayaran klaim, meski tidak mengingat jumlah persis, pihaknya tidak memiliki tagihan dalam jumlah besar. Tagihan terbesar yang ditanggung oleh Maipark berasal dari dampak debu Gunung Kelud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper