Bisnis.com, JAKARTA — Penetrasi industri asuransi konvensional pada kuartal I/2016 tercatat sebesar 2,37% atau meningkat dibandingkan realisasi Desember yang mencapai 2,29%. Otoritas Jasa Keuangan dalam ikhtisar data keuangan per Maret 2016 mencatat pada triwulan pertama tahun ini total premi bruto industri asuransi konvensional tercatat sebesar Rp273,41 triliun.
Realisasi itu bertumbuh sekitar 5,7% bila dibandingkan total premi industri pada akhir 2015, yakni Rp258,58 triliun. Dengan produk domestik bruto (gross domestic bruto/GDP) Rp11.540,79 triliun—angka sementara dari Indikator Ekonomi Badan Pusat Statistik per 31 Desember 2015—, maka penetrasi industri mencapai 2,37%.
Sedangkan, OJK juga mencatat densitas atau rasio premi per kapita nasional pada periode tersebut mencapai Rp1.063.860, dengan jumlah penduduk mencapai 257 juta jiwa. Santosa, Presiden Direktur PT Asuransi Astra Buana, mengungkapkan penetrasi dan densitas tersebut masih terbilang kecil. Namun, dia menyatakan sebenarnya rasio yang mengindikasikan tingkat penyerapan industri asuransi nasional itu jauh lebih besar bila dihitung berdasarkan jumlah polis.
Dia menyebutkan total polis asuransi umum dari segmen kendaraan bermotor, khususnya roda dua, sangat signifikan. Selain itu, jelasnya, kredit pemilikan rumah yang jumlahnya sangat besar pun tentunya menggunakan perlindungan asuransi umum. “Sebenarnya penetrasi sudah besar. Banyak sekali kalau dihitung dari jumlah polis,” ungkapnya kepada Bisnis.
Meskipun begitu, Santosa mengakui masih ada diskrepansi pemilikan polis di masyarakat. Nilai premi yang relatif besar, kata dia, belum dibarengi dengan persebaran yang merata bagi seluruh penduduk. Karena itu, dia menilai masih ada ruang untuk terus mennggenjot penetrasi industri. Santosa mengatakan pihaknya pun bakal terus mendorong jangkauan agar pemasaran produk asuransi lebih merata. “Jarak antara orang-orang yang memiliki asuransi dan tidak masih sangat besar.
Persebarannya belum merata.” Data OJK juga mengungkapkan penetrasi sektor asuransi umum pada triwulan I/2016 mencapai 0,50% atau naik dari 0,49% pada akhir tahun lalu. Densitas sektor asuransi kerugian pun meningkat dari Rp216.120 pada Desember 2015 menjadi Rp225.820. Sektor asuransi jiwa mencatatkan peningkatan penetrasi dari 0,91% menjadi 0,93% dengan densitas mencapai Rp419.240.
Sedangkan, penetrasi sektor asuransi waji dan asuransi sosial juga meningkat, masing-masing menjadi 0,099% dan 0,83% pada kuartal pertama tahun ini. Densitas kedua sektor tersebut tercatat sebesar Rp44.240 dan Rp374.570.