Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan produk domestik bruto (PDB) alias gross domestic product (GDP) diyakini menjadi kunci pertumbuhan industri asuransi Tanah Air ke depan.
Komisaris Utama Indonesia Finance Group (IFG) Fauzi Ichsan menyebut PDB merupakan gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat. “Kalau kenaikan GDP per kapita kita lambat, apalagi kalau misalnya kelas menengah Indonesia stagnan atau bahkan menciut, maka buying power-nya juga lemah,” kata Fauzi dalam acara Insurance Forum 2025, Rabu (16/7/2025).
Dia menyebut, untuk mendorong PDB yang akhirnya menumbuhkan bisnis asuransi maka dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang bersifat stimulus ekonomi. Dorongan itu terutama untuk segmen manufaktur dan jasa yang menyerap banyak pekerja.
Baca Juga
Sosok berlatar ekonom itu menyebut produk asuransi bukan kebutuhan primer masyarakat dan tidak begitu dilirik. Masyarakat cenderung mengalokasikan dananya untuk keperluan produktif dan konsumtif.
Sejalan dengan Fauzi, Anggota Dewan Penasehat Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (ASSI) Tatang Nurhidayat menyebut pendapatan masyarakat adalah kunci utama agar industri asuransi tetap terjaga pertumbuhannya. Meski demikian, upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat juga menjadi pekerjaan rumah yang penting.
“Tentu ketika pendapatannya ada, bagaimana masyarakat ini juga trust atau percaya dengan industri asuransi,” paparnya.