Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Bank Matahari Muhammadiyah, Industri Asuransi Harap Bawa Captive Market

Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) menyambut positif rencana pembentukan Bank Umum Syariah (BUS) Matahari milik Muhammadiyah.
Karyawan beraktivitas didepan logo-logo asuransi syariah di kantor Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas didepan logo-logo asuransi syariah di kantor Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) menilai lahirnya bank syariah baru milik Muhammadiyah dapat mendorong ekosistem keuangan nasional.

Anggota Dewan Penasihat AASI Tatang Nurhidayat mengatakan tambahan bank syariah dapat mendorong pertumbuhan asuransi syariah di Tanah Air. 

"Sebagai sebuah ekosistem, tentu asuransi syariah akan ikut terdodorong dan mendorong berdirinya bank umum syariah. Pasti akan mendongkrak dan menjadikan amal usaha dan warga muhammadiyah sebagai captive market asuransi syariah," kata Tatang kepada Bisnis, Selasa (15/7/2025).

Namun, Tatang menyebut dampak besar dari kehadiran bank syariah yang diberi nama Matahari Muhammadiyah pada industri asuransi syariah di Tanah Air akan butuh waktu. Pasalnya pembentukan BUS dari terealisasi hingga beroperasi tidak terlaksana cepat.

Dia menyebut, peluang bisnis yang muncul dari Matahari Muahammadiyah ini misalnya distribusi bancassurance alias penjualan produk asuransi yang didapatkan melalui kerja sama bank. Tatang mengatakan, saat ini Bank BSI menjadi satu-satunya bank syariah yang serius memperluas kerja sama dengan asuransi-asuransi syariah di Tanah Air.

"Saat ini proses spin off perbankan syariah juga belum terealisasi sehingga BSI belum ada pesaing serius untuk bersaing secara sehat mendorong perkembangan bisnis syariah melalui bancassurance," pungkasnya.

Sebelumnya, Praktisi Manajemen Risiko dan Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi) Wahyudin Rahman mengatakan bentuk kerja sama asuransi syariah dengan BUS Matahari Syariah milik Muhammadiyah tidak hanya sebatas bancassurance, namun melalui kerja sama penutupan asuransi atas aset yang dikelola Muhammadiyah.

"Hadirnya BUS Muhammadiyah bisa jadi motor pertumbuhan asuransi syariah. Potensinya besar, karena Muhammadiyah punya ekosistem aset lebih dari Rp400 triliun dan jaringan luas. Bancassurance syariah bisa tumbuh, ditambah kebutuhan proteksi aset dan karyawan di amal usaha Muhammadiyah," kata Wahyudin.

Menilik kinerja industri asuransi syariah, dalam periode Januari-April 2025 nilai premi atau kontribusi industri tercatat tumbuh 9,84% year on year (YoY) menjadi Rp9,42 triliun.

Bila dibedah, asuransi jiwa syaria mencatat premi sebesar Rp8,20 triliun atau tumbuh 14,90% YoY, sedangkan asuransi umum syariah mengalami kontraksi 23,28% YoY menjadi Rp0,87 triliun. Sementara itu, premi reasuransi syariah tumbuh 15,71% YoY menjadi Rp0,34 triliun.

Dalam empat bulan pertama 2025, aset industri perasuransian syariah mencapai Rp47,03 triliun, tumbuh 4,35% YoY. Rinciannya, aset asuransi jia syariah tumbuh 4,30% YoY menjadi Rp34,52 triliun, aset asuransi umum syariah tumbuh 5,29% YoY menjadi Rp9,64 triliun dan aset reasuransi syariah tumbuh 1,88% YoY menjadi Rp2,87 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper