Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Risiko Tinggi, Pelaku Pembiayaan Elektronik Tetap Optimistis

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama FIF Spektra Ardian Prasetya mengatakan pembiayaan elektronik lebih berisiko dan mahal dengan proses yang ada. Oleh karena itu, pembiayaan elektronik bukan hanya sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan yang telah berjalan.
Calon pembeli memilih ponsel pintar di pusat perbelanjaan elektronik center, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/6)./JIBI-Dedi Gunawan
Calon pembeli memilih ponsel pintar di pusat perbelanjaan elektronik center, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/6)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama FIF Spektra Ardian Prasetya mengatakan pembiayaan elektronik lebih berisiko dan mahal dengan proses yang ada. Oleh karena itu, pembiayaan elektronik bukan hanya sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan yang telah berjalan.

“Di samping perlu kompetensi yang dibangun, proses yang harus dilakukan pun juga sangat berbeda dengan pembiayaan kendaraan bermotor. Jadi fokus bisnis ini prosesnya berbeda,” jelas Ardian kepada Bisnis.com.

Ardian memaparkan risiko kemacetan dari konsumen yang tidak diproteksi dengan jaminan dari produk yang dibiayai. Hal itu berbeda dengan kendaraan bermotor yang memiliki jaminan BPKB.

“Risiko barang rusak dari produk bisa menjadi penyebab kemacetan. Kemudian tidak ada harga unit standar dari setiap toko. Apalagi perubahan harga dari brand owner juga sangat cepat. Harga jual kembali dari produk yang sudah dibeli akan jatuh cukup besar jika sudah di tangan konsumen,” jelasnya.

Adapun untuk pertumbuhan pembiayaan elektronik Spektra sampai dengan semester I/2017, kata Ardian, belum sesuai harapan lantaran periode liburan yang jatuh pada Maret hingga April.

“Belum sesuai harapan dikarenakan ada beberapa hari libur sehingga penurunan permintaan dan hari kerja terbatas,” katanya.

Kendati demikian, pihaknya optimistis sampai dengan semester II/2017 dapat menggenjot pembiayaan elektronik. Ardian mengatakan realisasi pembiayaan Spektra hingga Juli telah mencapai Rp1,9 triliun, atau hanya tumbuh sebesar 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, sepanjang tahun 2017 pihaknya menargetkan pembiayaan total mencapai Rp3,7 triliun.

Guna mencapai target, lanjut Ardian, strategi yang dikembangkan masih sama yaitu membidik konsumen yang potensial, serta menggarap area yang memiliki potensi dan risiko yang bagus. Selain itu, perseroan juga akan melakukan intensifikasi channel (dealer eletronik) untuk memperluas pasar. Sebelumnya, Spektra memiliki sekitar 5.000 channel, penambahan akan terus dilakukan dengan memperhitungkan efektifitas.

Dari total portofolio Spektra, pembiayaan elektronik seperti home appliances dan gadget memiliki porsi sekitar 90% dari total pembiayaan, sedangkan sisanya mikro atau alat pertanian.

Dia mengatakan untuk memperluas pemasaran secara digital, perseroan juga bekerjasama dengan e-commerce. Ardian menuturkan secara bussines to bussines (b to b) telah bekerjasama dengan e-commerce mentimun.co.id.

“Sampai saat ini kami belum menambah mitra e-commerce karena sekarang masih dalam pembenahan proses,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper