Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan Nakhoda Baru BSI (BRIS)

RUPST BSI (BRIS) mengumumkan jajaran pengurus baru bank syariah terbesar di Indonesia itu, salah satunya Anggoro Eko Cahyo sebagai direktur utama.
Reyhan Fernanda Fajarihza,Wibi Pangestu Pratama
Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00
Nasabah bertransaksi di salah satu pusat anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Senin (9/1/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P
Nasabah bertransaksi di salah satu pusat anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Senin (9/1/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - RUPST Bank Syariah Indonesia (BSI) yang diselenggarakan pada hari ini, Jumat (16/5/2025) mengangkat Anggoro Eko Cahyo sebagai Direktur Utama emiten dengan kode saham BRIS tersebut.

Anggoro menggantikan Hery Gunardi yang ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada RUPST 24 Maret 2025. Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, RUPST juga mengumumkan jajaran pengurus baru bank syariah terbesar di Indonesia itu. Sejumlah nama baru masuk sebagai direksi.

Kemas Erwan Husainy naik menggantikan Harry Gusti Utama sebagai Direktur Retail Banking. Muharto menjadi Direktur Information Technology sebagai suksesor Saladin D. Effendi yang menyeberang ke BRI.

Lebih lanjut, Arief Adhi Sanjaya menggantikan Tribuana Tunggadewi di posisi Direktur Compliance & Human Capital. Posisi Direktur Treasury & International Banking lantas diisi Firman Nugraha untuk menggantikan Ari Rizaldi yang bergeser ke Bank Mandiri.

Sementara itu, perombakan besar terjadi di jajaran Dewan Komisaris BSI, yang jumlahnya mengerucut dari 10 menjadi 8. Muliaman Hadad digantikan eks Menko PMK Muhadjir Effendy sebagai Komisaris Utama BSI.

Posisi Komisaris kini diemban Meidy Firmansyah, Mochammad Agus Rofudin, serta Kamaruddin Amin. Nizar Ahmad Saputra, Addin Jauharuddin, dan Muhammad Syafii Antonio menjadi Komisaris Independen.

Nama lama yang bertahan hanya Felicitas Tallulembang yang tetap menjabat sebagai Komisaris Independen.

Sejumlah analis dan pengamat memberikan pandangan mengenai tantangan bagi nakhoda baru BSI. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan bahwa dinamika perubahan manajemen BSI membuat saham BRIS telah ter-price-in. Menurutnya, saat ini saham BRIS termasuk dalam kategori bullish pay atau berada dalam tren positif.

Dalam kondisi itu, Nafan meyakini bahwa para investor mengharapkan sosok yang kapabel untuk memimpin BSI. Manajemen yang kuat dan berintegritas menjadi kunci bagi BRIS untuk bisa meraih kinerja yang berkelanjutan.

"Diharapkan pimpinan harus menerapkan GCG [good corporate governance] terhadap BRIS, agar mampu menciptakan stabilitas kinerja fundamental BRIS yang berkesambungan," ujar Nafan, Kamis (15/5/2025).

Pakar ekonomi syariah sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Irfan Syauqi Beik menilai bahwa perbankan syariah terus berupaya meningkatkan pangsa pasarnya di industri. Oleh karena itu, di tampuk kepemimpinan bank syariah, dibutuhkan sosok-sosok yang kapabel dan berkeinginan kuat untuk memajukan industri.

Irfan berkeyakinan bahwa pemimpin yang mampu menghadirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat akan membawa BSI tumbuh dengan baik, sehingga turut mendorong cita-cita peningkatan pangsa pasar perbankan syariah.

"Kunci kalau ingin tumbuh dan meningkatkan market share secara signifikan adalah harus mampu menjaga relevansi keberadaan bank syariah dengan kebutuhan masyarakat. Inovasi harus menjadi hal yang terus mendapatkan perhatian, mulai dari inovasi sisi produk, dan lainnya," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengakui bahwa market share bank syariah di kancah nasional masih mini, meskipun terus mencatatkan pertumbuhan.

Berdasarkan data per September 2024, pangsa pasar perbankan syariah berada pada level 7,44% dari total aset perbankan nasional.

Secara industri, aset perbankan syariah meningkat 10,56% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp919,83 triliun. "Walaupun ini tentu sudah growing, tapi share-nya masih kecil," kata Dian di Jakarta akhir tahun lalu.

OJK pun telah mengeluarkan peta jalan alias roadmap pengembangan perbankan syariah yang mencakup pengembangan sumber daya insani, penerapan digitalisasi, dan governance.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper