Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatat transaksi penjualan emas tumbuh signifikan pada kuartal II/2025 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kemal Aditya, Head of Treasury and Global Markets BSI, menyampaikan transaksi pembelian emas oleh nasabah perseroan mengalami peningkatan hingga 4 kali lipat dibanding kuartal II/2024.
“Dibandingkan 2024, transaksi nasabah kami beli emas itu meningkat 4 kali lipat,” ungkap Firman dalam agenda seminar nasional Indef di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025).
Dalam paparan yang disampaikan Firman, transaksi penjualan emas BSI pada kuartal II/2025 mencapai 238.000 transaksi dengan total 693 kilogram (kg).
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, capaian itu mengalami peningkatan sekitar 441,40%, dari sebelumnya 128 kg dengan total transaksi sebanyak 53.000 transaksi pada kuartal II/2024.
Menurutnya, kemungkinan lonjakan terhadap transaksi penjualan emas BSI terjadi lantaran adanya fenomena FOMO beli emas yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Baca Juga
FOMO sendiri merupakan singkatan dari Fear of Missing Out, yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai takut ketinggalan. Istilah ini merujuk pada seseorang yang cemas atau khawatir jika tidak mengikuti tren yang sedang populer di sekitarnya. “Mungkin ada fenomena FOMO juga dari masyarakat ya, tinggi sekali minatnya,” ungkapnya.
Selain itu, dia melihat kegiatan usaha bank bullion di Indonesia juga menjadi salah satu faktor meningkatnya volume perdagangan emas, utamanya di BSI. Mengingat, para nasabah dapat mengakses pembelian emas melalui bank bullion kapan pun.
Untuk diketahui, pemerintah telah meresmikan BSI sebagai bank emas pertama di Tanah Air pada Februari 2025, bersama dengan PT Pegadaian.
Ke depannya, Firman mengharapkan kehadiran bank bullion semakin meningkatkan volume perdagangan dan transaksi emas, serta mengurangi fragmentasi harga.
“Karena kalau sekarang kan ada fragmentasi harga gitu ya, ada masalah dalam sisi harga, nah moga-moga dengan adanya bank bullion yang semakin berkembang ke depan, hal itu bisa diantisipasi,” pungkasnya.