Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UOB Indonesia Optimistis Target Kredit Industri Tercapai

PT Bank UOB Indonesia optimistis kinerja penyaluran kredit industri perbankan pada akhir tahun ini dapat mencapai target di atas 10%. Demand kredit dinilai lebih bergeliat memasuki semester II/2017 ini.
Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) Kevin Lam (kedua kanan) bersama Wakil Presiden Direktur Iwan Satawidinata (kedua kiri) mendengarkan pembicaraan Cards and Payment Head Dessy Masri, disaksikan Head of Personal Financial Services Lynn Ramli, saat peluncuran UOB Ladys Card di Jakarta, Senin (13/3)./JIBI-Endang Muchtar
Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) Kevin Lam (kedua kanan) bersama Wakil Presiden Direktur Iwan Satawidinata (kedua kiri) mendengarkan pembicaraan Cards and Payment Head Dessy Masri, disaksikan Head of Personal Financial Services Lynn Ramli, saat peluncuran UOB Ladys Card di Jakarta, Senin (13/3)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank UOB Indonesia optimistis kinerja penyaluran kredit industri perbankan pada akhir tahun ini dapat mencapai target di atas 10%. Demand kredit dinilai lebih bergeliat memasuki semester II/2017 ini.

Wakil Presiden Direktur UOB Indonesia Iwan Satawidinata mengatakan, peningkatan permintaan kredit tampak lebih tinggi pada separuh kedua 2017 ini. Permintaan ini terutama datang untuk kredit korporasi guna mendanai proyek-proyek di bidang infrastruktur.

“Yang utama tergerak adalah kredit korporasi. Saya cukup optimistis tahun ini bisa 11% kalau ini tercapai maka tahun depan optimistis industri perbankan bisa mencapai 13% sampai 15%,” ucapnya di Jakarta, Selasa (12/9/2017).

UOB Indonesia sendiri merasakan perkembangan yang lebih baik dalam kinerja wholesale banking semisal kredit untuk korporasi dan komersial. Adapun retail banking sebetulnya juga tetap tumbuh tetapi tidak setinggi wholesale banking.

Sejalan dengan proyeksi UOB Indonesia bahwa sektor infrastruktur yang mengalami permintaan kredit cukup pesat maka kredit sindikasi dinilai bakal semakin laris. “Kalau proyek besar kan tidak mungkin suatu bank harus menghandle sendiri, Jadi disindikasikan,” ucap Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper