Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Bank DKI Mencapai Rp51 Triliun

Aset PT Bank DKI pada kuartal I/2018 tercatat tumbuh 11,56% menjadi Rp51,22 triliun dibandingkan dengan Rp45,92 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pengunjung mencari informasi di stan Bank DKI di Jakarta Fair JIExpo Kemayoran Jakarta, Minggu (11/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mencari informasi di stan Bank DKI di Jakarta Fair JIExpo Kemayoran Jakarta, Minggu (11/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Aset PT Bank DKI pada kuartal I/2018 tercatat tumbuh 11,56% menjadi Rp51,22 triliun dibandingkan dengan Rp45,92 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi mengatakan bahwa pertumbuhan aset perseroan didorong oleh dana pihak ketiga (DPK) yang naik 17,17% dari Rp33,33 triliun menjadi Rp39,05 triliun.

“Adapun komposisi DPK terdiri dari simpanan giro dan tabungan per Maret 2018 yang tercatat masing-masing sebesar Rp8,06 triliun dan Rp6,38 triliun, sedangkan simpanan dana pada deposito tercatat Rp24,6 triliun," tuturnya, Minggu (29/4).

Kenaikan aset juga ditopang oleh kinerja kredit, meskipun hanya tumbuh satu digit, yakni 4,7%, menjadi 25,41 triliun dari periode sebelumnya Rp24,27 triliun.

Pertumbuhan kredit yang cukup signifikan terjadi pada sektor mikro dan korporasi. Kredit mikro tercatat melesat sebesar 58,76% dari Rp325,16 miliar menjadi Rp516,24 miliar. Adapun, penyaluran kredit korporasi tumbuh 36,34% dari Rp2,95 triliun menjadi Rp4,02 triliun.

“Berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan itu telah berhasil mendorong pencapaian laba per Maret 2018, tercatat mencapai sebesar Rp167,42 miliar," ujarnya.

Kresno menyampaikan bahwa perseroan terus memperbaiki kualitas aset yang terlihat dari semakin membaiknya non-performing loan (NPL). Per Maret 2018, NPL gross Bank DKI tercatat 4,08%, turun dari periode sebelumnya 5,37%. Adapun, NPL net turun menjadi 2,58% dari sebelumnya 2,8%.

Menurutnya, perbaikan rasio NPL didorong oleh upaya perbaikan proses penyaluran kredit dengan lebih hati-hati. 

Beberapa hal yang dilakukan antara lain dengan menyempurnakan standar operasional prosedur, penataan kewenangan memutus kredit, sentralisasi proses analisa dan administrasi kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perkreditan. 

"Selain itu kami juga melakukan penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan dan restrukturisasi kredit," ujar Kresno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper