Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANDUNG: Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya (BPR KS) menargetkan volume usaha (total aset) pada 2011 mencapai Rp3,5 triliun atau naik hingga 45% dibandingkan dengan akhir tahun lalu sekitar Rp2,4 triliun

Wianto Himawan, Direktur Bisnis BPR KS, mengatakan pertumbuhan ekonomi dan besarnya kebutuhan kredit bisa memompa kinerja keuangan perbankan lebih cepat lagi.

Kebutuhan kredit masih sangat besar, terlihat dari pertumbuhan penyaluran pinjaman sepanjang Januari 2011 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, katanya kepada Bisnis, hari ini.

Dia mengatakan penyaluran kredit selama Januari 2011 tumbuh sekitar Rp30 miliarRp40 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2010. Hal tersebut, kata dia, menggambarkan bahwa peluang untuk memacu pertumbuhan pinjaman hingga akhir tahun masih terbuka.

BPR KS menargetkan penyaluran kredit sepanjang tahun ini bisa tumbuh mencapai Rp600 miliar dibandingkan dengan realisasi 2010.

Diproyeksikan hampir seluruh penyaluran kredit baru terserap merupakan pinjaman mikro. Per Desember 2010 saja, kredit mikro sangat mendominasi dengan plafon antara Rp9 jutaRp10 juta per debitur, katanya.

Dia mengatakan kesempatan lebih agresif menyalurkan kredit masih sangat terbuka, termasuk setelah mempertimbangkan rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR).

LDR kami berkisar di angka 58%59% saat ini. Idealnya LDR bisa mencapai 70%, artinya peluang untuk ekspansi kredit masih terbuka, katanya.

Namun begitu, dia mengakui persaingan antarlembaga keuangan khususnya di pasar kredit mikro semakin tajam. Sebagai contoh, bank umum dan syariah di Bandung cukup agresif menyasar pasar tersebut.

Persaingan memang ketat, tinggal bagaimana tenaga pemasaran bank bisa meraih debitur lebih banyak lagi, katanya.

Untuk memperluas penetrasi pasar, BPR KS memutuskan dua hingga tiga unit jaringan kantor lagi pada 2011.Jaringan kantor baru itu rencananya akan berdomisili di wilayah Bandung.

Untuk 2011 fokus penambahan jaringan kantor di wilayah Bandung, karena masih ada daerah yang belum tergarap maksimal, ujarnya. (api)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper