Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI PERBANKAN: BI dukung ekspansi pembiayaan konsumsi syariah

JAKARTA: Meskipun telah mendominasi portofolio pembiayaan, namun Bank Indonesia masih memperbolehkan bank syariah menggenjot pinjaman konsumer, asalkan hal tersebut sejalan dengan kebutuhan sektor riil. Edy Setiadi, Direktur Eksekutif Perbankan

JAKARTA: Meskipun telah mendominasi portofolio pembiayaan, namun Bank Indonesia masih memperbolehkan bank syariah menggenjot pinjaman konsumer, asalkan hal tersebut sejalan dengan kebutuhan sektor riil. Edy Setiadi, Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), mengatakan bank sentral mengawasi pertumbuhan pembiayaan konsumer dari bank syariah yang saat ini di atas kertas telah mendominasi portofolio bisnis dari industryMenurut dia bank sentral lebih mengedepankan supervisory approach (pendekatan pengawasan) daripada membuat aturan yang ketat, agar pembiayaan tersebut berjalan dengan sehat sesuai prinsip syariah.Edy menambahkan sampai saat ini bank sentral masih mendukung pembiayaan syariah meningkatkan pembiayaan konsumer, ketika pada saat yang sama kredit konsumsi di konvensional sedang diperlambat.“Yah sepanjang itu riil permintaan masyarakat kami perbolehkan. Karena filosofi bank syariah itu berjalan bersama sektor riil,” ujarnya akhir pekan lalu.Dalam 3 tahun terakhir ada perpindahan portfolio pembiayaan yang cukup signifikan di industri bank syariah. Pembiayaan produktif dalam bentuk pinjaman investasi dan modal kerja menurun porsinya.Sebaliknya, pembiayaan konsumsi naik secara gradual dan telah mendominasi sekitar 43% dari total pembiayaan Maret 2012. Pembiayaan konsumer menembus Rp45,99 triliun dari total portofolio Rp109,12 triliunNamun dominasi tersebut tidak berbanding lurus pada rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) yang lebih banyak terjadi pada pinjaman modal kerja sebesar Rp1,81 triliun. Secara total NPF industri tercatat 2,76% dengan nilai Rp3 triliun.Menurut Edy, data pembiayaan konsumer tersebut belum bisa dianalisa secara tepat karena tercampur dengan pinjaman yang memiliki tujuan produktif.Sebanyak Rp27 triliun dari konsumer tersebut tergolong lain-lain, yakni pinjaman ijarah dan qardh dalam bentuk pembiayaan alat berat, dana talangan haji, dan gadai emas.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper