Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KUALITAS KREDIT BANK di Balikpapan turun karena debitor batu bara merugi

BALIKPAPAN--Kualitas penyaluran kredit perbankan Balikpapan pada kuartal III/2012 menurun menjadi 2,56% dari kuartal II/2012 yang hanya 1,98%, karena menurunnya kinerja kredit di sektor pertambangan dan konstruksi.
 
Penyaluran kredit pada sektor pertambangan oleh perbankan Balikpapan, yang meliputi Kota  Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser, pada kuartal III/2012 mencapai Rp1,72 triliun. Sementara rasio kredit bermasalahnya (non performing loan / NPL) mencapai Rp67 miliar atau sekitar 3,86%.
 
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Tutuk SH Cahyono mengatakan NPL terbesar untuk sektor pertambangan banyak berasal dari perbankan swasta nasional yang mencapai Rp45 miliar. Sementara bank persero hanya menyumbang rasio NPL sebesar 2,12% atau sekitar Rp22 miliar.
 
"Penyebabnya memang karena melesunya industri batu bara regional akibat menurunnya permintaan pasar global. Harga batu bara yang rendah menyebabkan biaya operasional tinggi sehingga ada beberapa debitur yang harus menunda pembayaran kreditnya," ujarnya dalam jumpa pers, Selasa (06/11).
 
Untuk sektor konstruksi, jelasnya, rasio kredit bermasalah banyak berasal dari perbankan persero yakni 5,93% atau Rp53 miliar. Sementara perbankan swasta nasional hanya menyjbang rasio kredit bermasalah sebesar 5,35% atau Rp8 miliar. Total penyaluran kredit untuk sektor konstruksi oleh perbankan Balikpapan pada kuartal III/2012 mencapai Rp908 miliar.
 
Kendati demikian, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan menunjukkan tren peningkatan, utamanya pada kredit modal kerja dan kredit investasi. Tutuk mengungkapkan pertumbuhan kredit modal kerja menjadi 27,0% secara tahunan dengan nilai Rp6,72 triliun dan pertumbuhan kredit investasi mencapai Rp4,76 triliun atau bertumbuh 37,9%. Adapun untuk penyaluran kredit konsumtif mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi hanya 14,4% atau mencapai Rp7,52 triliun.
 
"Ini artinya kredit yang diberikan oleh perbankan cukup tepat karena sasarannya untuk sektor produktif. Kami mengharapkan  hal ini bisa menggerakkan sektor produktif di masyarakat," tukasnya.
 
Tutuk mengungkapkan pangsa kredit perbankan masih didominasi oleh perbankan swasta hingga mencapai 56,68%. Namun, tambahnya, perbankan perseroan mulai menunjukkan geliat peningkatan dengan tren pertumbuhan yang relatif stabil pada kisaran 28% - 30%.
 
Sementara untuk penyaluran kredit UMKM, perbankan telah menyalurkan dana sekitar Rp6,19 triliun atau 32,58% dari total kredit. "Kalau dibandingkan dengan triwulan II/2012 pengusaan pasarnya agak sedikit mengalami penurunan. Kami harapkan ini bisa dipacu lebih baik lagi," ujarnya.
 
Sebagian besar penyaluran kredit UMKM ditujukan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan pangsa pasar 33,56%. Kemudian disusul oleh sektor jasa dunia usaha yang mencapai 19,73% dan sektor pertambangan sebesar 15,01%.
 
Kredit UMKM tersebut sebagian besar dipergunakan untuk modal kerja yakni sebesar 66,06% kemudian disusul oleh investasi. Tutuk menambahkan semakin besar skala usahanya, porsi kredit investasinya akan semakin besar.
 
Berdasarkan nominal kredit yang diberikan, kredit UMKM lebih banyak tersalurkan kepada pengusaha skala menengah yang menguasai 65,08% total kredit. Namun dari jumlah nasabahnya, mayoritas kredit UMKM tersalurkan kepada pengusaha mikro karena plafn kreditnya lebih kecil dibandingkan dengan yang lain.
 
 
(faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arma Editor
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper