Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) tetap menggenjot penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam merespons dinamika ekonomi global yang terus berubah.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan bahwa penyaluran kredit UMKM di bank BNI masih menunjukkan tren pertumbuhan positif. Hal ini sejalan dengan strategi perseroan dalam merespons dinamika kebijakan dan kondisi ekonomi global yang terus berubah.
“BNI terus memperkuat sinergi dengan pelaku usaha, regulator, dan mitra strategis, terutama di tengah tantangan seperti perubahan regulasi, fluktuasi permintaan pasar, serta daya beli masyarakat,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip, Minggu (9/8/2025).
Dalam mendorong peningkatan pembiayaan UMKM, BNI mengedepankan pendekatan berbasis ekosistem terintegrasi yang didukung digitalisasi proses kredit.
Langkah ini diambil untuk mempermudah akses layanan bagi pelaku usaha, sekaligus meningkatkan efisiensi dan kecepatan proses pembiayaan.
Tak hanya fokus pada pembiayaan, BNI juga mengembangkan program BNI Xpora untuk membantu UMKM lokal naik kelas dan menembus pasar ekspor.
Baca Juga
Program ini mencakup pelatihan, akses ke platform digital, hingga koneksi ke pasar global melalui jaringan internasional BNI.
“Dengan strategi tersebut, BNI optimistis UMKM akan tetap menjadi motor penggerak ekonomi nasional yang tangguh dan berdaya saing tinggi,” katanya.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memaparkan hingga akhir triwulan II/2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp83,88 triliun, atau setara 47,93% dari total alokasi KUR tahun ini sebesar Rp175 triliun.
Penyaluran ini dilakukan dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 2,48%. KUR terus didorong sebagai solusi keuangan bagi pelaku UMKM untuk memperkuat kapasitas usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menekankan bahwa KUR memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan usaha masyarakat dan perluasan kesempatan kerja. Ia menyebut bahwa akses terhadap modal yang terjangkau merupakan kunci dalam meningkatkan skala usaha dan menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas.
“KUR menjadi instrumen penting dalam memperluas inklusi keuangan, khususnya bagi pengusaha UMKM yang selama ini terkendala akses permodalan,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya.
Sebagian besar KUR yang disalurkan BRI dialokasikan ke sektor produksi. Tercatat sekitar 63,63% dari total penyaluran mengalir ke sektor seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan kegiatan produksi lainnya. Sektor pertanian sendiri menjadi penyerap terbesar dengan nilai pembiayaan mencapai Rp37,11 triliun atau sekitar 44,25% dari total KUR yang telah disalurkan hingga akhir Juni 2025.
Capaian ini mencerminkan komitmen BRI dalam menyentuh sektor-sektor esensial yang memiliki dampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam menjaga ketahanan pangan dan memperkuat ekonomi kerakyatan.
“KUR bukan sekadar instrumen pembiayaan, tetapi merupakan langkah penting dalam mendorong pengusaha UMKM agar lebih tangguh dan produktif. Dalam menjalankan peran sebagai penggerak ekonomi di akar rumput, " terangnya.
Dia meyakini bahwa pembiayaan yang tepat sasaran akan memperkuat kontribusi sektor riil terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.