BISNIS.COM, JAKARTA—Konsorsium asuransi pertanian yang digarap oleh PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dan PT Asuransi Umum Bumiputera Muda (Bumida) menderita kerugian. Jumlah beban klaim yang dibayarkan oleh konsorsium hingga Februari 2013 telah mencapai Rp475 juta, sementara premi yang dikumpulkan hanya mencapai Rp210 juta.
Direktur Operasional Ritel Jasindo Sahata L Tobing mengatakan pihaknya akan mengevaluasi kembali bisnis ini terutama dari segi kecukupan premi.
“Faktanya langsung rugi bisnisnya akibat ada banjir di Jawa dan Palembang. Ada banyak hal yang harus dievaluasi baik dari segi mekanisme pertanian, premi maupun proses underwritingnya,” ujarnya, hari ini (5/3).
Dia mengemukakan konsorsium yang dibentuk bersama Bumida untuk periode pertanggungan November 2012-November 2013 itu, baru merupakan pilot project untuk model asuransi pertanian. Lahan yang diproteksi juga berupa lahan percobaan yakni seluas 61.000 hektar yang tersebar di enam wilayah yakni Sukamandi (Jawa Barat), Surakarta (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur), Medan (Sumatra Utara), Lampung dan Sulawesi Selatan.
Proteksi asuransi pertanian itu baru dikeluarkan untuk satu polis yakni polis konsorsium yang preminya ditanggung oleh pemerintah. "Nilai pertanggungan yang diproteksi maksimal adalah Rp6 juta per hektare dan maksimal 2 hektare per petani".