Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (Asuransi Bumida) mencatatkan pertumbuhan laba 2,98 persen sepanjang 2020, ditopang oleh penurunan beban meski perolehan premi terkoreksi. Perseroan mencatatkan profit saat induk usahanya, AJB Bumiputera 1912 dirundung gagal bayar.
Berdasarkan laporan keuangan 2020, Asuransi Bumida memperoleh premi Rp233,47 miliar atau turun 18,5 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp286,5 miliar. Senada, klaim yang dibayarkan pada 2020 senilai Rp108,3 miliar atau turun 51,7 persen (yoy) dari sebelumnya Rp224,7 miliar.
Pada 2020, perseroan mencatatkan pendapatan underwriting senilai Rp212,8 miliar, terkoreksi hingga 17,7 persen (yoy) dari sebelumnya Rp258,7 miliar. Turunnya kinerja itu, selain disebabkan penurunan premi bruto, juga terjadi karena penurunan premi netto.
Meskipun pendapatan terkoreksi, Asuransi Bumida tercatat menurunkan bebannya. Pada 2020, perseroan membukukan beban underwriting Rp97,2 miliar atau turun hingga 35,47 persen (yoy) dari sebelumnya Rp150,6 miliar. Hasil underwriting 2020 pun tercatat senilai Rp115,6 miliar atau tumbuh 6,9 persen (yoy) dari sebelumnya Rp108,08 miliar.
Pada 2020, perseroan mencatatkan nilai investasi sebesar Rp429,06 miliar atau tumbuh 2,21 persen (yoy) dari sebelumnya Rp419,7 miliar, dengan penempatan terbesar di reksa dana, deposito, dan obligasi korporasi.
Kenaikan nilai investasi sejalan dengan hasil investasinya, yakni pada 2020 senilai Rp22,01 miliar atau naik 1,36 persen (yoy) dari sebelumnya Rp21,7 miliar.
Asuransi Bumida pun pada 2020 membukukan laba Rp18,19 miliar atau tumbuh 2,98 persen (yoy) dari tahun sebelumnya Rp17,6 miliar. Pada tahun lalu, perseroan mencatatkan rasio pencapaian atau risk based capital (RBC) sebesar 218,25 persen.
Sebanyak 99,97 persen saham Asuransi Bumida dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912, sementara 0,03 persen lainnya dimiliki PT Eurasia Wisata. Asuransi Bumida bergerak di bidang asuransi umum, sedangkan induk usahanya merupakan perusahaan asuransi jiwa.