BISNIS.COM, KEPRI -- Sejak diluncurkannya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh pemerintah pada 2007, Bank Riau Kepri menjadi salah satu dari 13 Bank Pembangunan Daerah yang ditunjuk sebagai bank pelaksana.
Berpegang pada komitmen untuk memberdayakan perekonomian masyarakat daerah, Bank Riau Kepri terus berupaya menumbuhkembangkan kredit produktifnya.
Bagaimana rencana dan target kredit Bank Riau Kepri pada tahun ini? Berikut petikan wawancara Bisnis dengan Direktur Kredit dan Syariah Bank Riau Kepri, Afrial Abdullah di sela acara pelatihan dan konsultasi bagi debitur sukses UMKM binaan yang tersebar di Provinsi Riau, Rabu (6/2/2013).
Seberapa besar target kucuran kredit dari Bank Riau Kepri untuk 2013?
Secara keseluruhan, Bank Riau Kepri telah menargetkan pembiayaan di sector usaha dan investasi tahun ini sebesar Rp12,5 triliun. Sekarang ini, posisi pembiayaannya sekitar Rp10,2 triliun, sehingga sampai akhir tahun ini diharapkan kreditnya tumbuh sebesar Rp2,3 triliun.
Kredit ini khususnya diarahkan untuk menumbuhkembangkan usaha-usaha ekonomi masyarakat secara luas di Provinsi Riau dan Provinsi Kepri khususnya, serta seluruh Kabupaten/Kota pada umumnya.
Kemana saja focus penyaluran kreditnya?
Sebagian dari kredit itu, skim yang besar memang diharapkan untuk kredit-kredit yang bisa memberdayakan ekonomi masyarakat, bisa ke mikro, pengusaha kecil, atau kredit lain yang ke depan ini memang lebih difokuskan kepada kredit produktif.
Dulunya, sejak awal berdiri, Bank Riau Kepri itu memang untuk melayani pegawai negeri, dan itu memang captive market kita. Tapi di luar itu, kita sebenarnya banyak juga menyalurkan kredit untuk usaha dan investasi, termasuk juga pembiayaan perumahan.
Apa saja yang akan menjadi prioritasnya di 2013?
Kalau komitmen kita itu menyalurkan kredit untuk yang produktif. Sekarang ini, melakukan pelatihan kepada semua pimpinan cabang sampai ke kedai, bagaimana supaya Bank Riau Kepri itu berperan serta dalam membiayai kredit perkebunan sawit karena potensinya sangat besar.
Di luar itu, untuk perkotaan, selama ini kredit konsumernya sebenarnya sudah membiayai ke sector perdagangan. Kita lebih focus kepada nasabah-nasabah kecil, investasi ruko, dan KPR juga akan kita garap di 2013 ini, tergantung kepada potensi wilayah dan daerah masing-masing.
Khusus UMKM, berapa target pembiayaannya?
UMKM itu kan bermacam-macam, ada kredit usaha rakyat (KUR), kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE), kredit usaha mikro dan kecil (KUMK) SUP 005, krdit BPD Peduli, kredit tanpa agunan (Kreta), kredit pengusaha kecil (KPK), dan kredit pengusaha mikro (KPM). Paling sedikit sekitar Rp500 miliar, kita akan salurkan kredit itu ke UMKM.
Kredit ketahanan pangan dan energi mulai kapan dan porsinya kemana?
Sejak 2008, kita sudah ada KKPE. Itu memang lebih banyak ke peternakan, dan usahanya ke pengembang-biakan sapi karena ada beberapa kabupaten yang berpotensi untuk pengembangan sapi.
Untuk KKPE ini porsinya memang tidak terlalu banyak, tetapi yang jelas ke depan ini, kita lebih banyak mengarahkan kepada kredit yang kecil-kecil, seperti KUR. KUR ini bisa menguntungkan bagi nasabah karena persyaratannya tidak terlalu ketat, terutama masalah agunan.
Nilai jaminannya itu tidak harus sama dengan biaya untuk meng-cover kreditnya, sehingga lebih mudah fasilitasnya kepada masyarakat, makanya kita banyak fokuskan ke sana.
Berapa target KUR tahun ini?
Untuk KUR itu, minimal Rp100 miliar yang harus kita capai sehingga akhir tahun bisa menjadi Rp116 miliar. Memang ini terus dipercepat karena keinginan kita supaya kredit produktif lebih besar.
Bagaimana Bank Riau Kepri bisa mengejar target KUR yang Rp100 miliar tersebut?
Pemerintah sendiri dan kita sudah sepakat dengan bank seluruh daerah bahwa di 2014 itu menjadikan porsi kredit produktif sekurang-kurangnya 40%. Itu sudah menjadi cita-cita bersama.
Kalau di Bank Riau Kepri dan kesepakatan semua stakeholder, semua kantor-kantor cabang sampai kantor-kantor kecil, masing-masing ditugaskan untuk memaksimalkan kredit produktif. Kita juga menjadikan 2013 ini sebagai tahun pertumbuhan kredit produktif. Artinya, focus kita memang menumbuhkembangkan kredit produktif karena memang kredit produktif ini bersinggungan langsung untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Bagaimana mensiasati agar Bank Riau Kepri tidak ketinggalan dengan perbankan umum lainnya?
Dari sisi teknologi, sebenarnya kita juga tidak ketinggalan. Bank Riau Kepri ini mungkin satu-satunya BPD yang mempunyai produk kartu kredit. Kami juga sedang membuat system mobile banking, sehingga secara tekonologi kita sejajar dengan perbankan lain.
Kalau untuk melayani nasabah secara langsung, kita punya 19 kantor cabang, 35 kantor cabang pembantu, 27 kedai, 4 butik, 25 kantor kas, 2 payment point, dan 120 ATM.
Rencananya, nanti Bank Riau Kepri juga akan buka 1 kantor cabang di Jakarta. Tujuan Bank Riau Kepri ini kan bukan hanya sekedar bisnis saja, tetapi bagaimana supaya masyarakat tidak terisolir dari sisi keuangan, meningkatkan pendapatan, serta mempermudah mereka bertransaksi. Di daerah-daerah terpencil kita juga buka kantor untuk memberdayakan perekonomian masyarakat.
Keterangan Foto: Direktur Kredit dan Syariah PT Bank Riau Kepri, H Afrial Abdullah, ketika menyerahkan bantuan kepada Ketua BAZ Riau, H Auni M Noor. (Dokumen Bank Riau Kepri)