KUALA LUMPUR — PT Bank Muamalat Indonesia Cabang Kuala Lumpur, Malaysia, terlibat dalam sindikasi pembiayaan pengadaan kapal pengangkut minyak sebesar US$190 juta.
General Manager Bank Mualat Indonesia-Kuala Lumpur Latifah Rahim mengungkapkan pihaknya bersama delapan bank asing terlibat dalam sindikasi pembiayaan kapal pengangkut minyak yang nilainya mencapai US$190 juta.
“Partisipasi kami dalam sindikasi ini mencapai US$38 juta. Tapi, karena nilainya melebihi batas maksimum pembiayaan cabang Kuala Lumpur jadi kami limpahkan ke kantor pusat [Jakarta],” ujarnya kepada Bisnis di Kuala Lumpur, Rabu (06/03/2013).
Latifah enggan membuka identitas perusahaan tersebut. Namun, dia mengutarakan bahwa perusahaan itu adalah patungan perusahaan swasta Malaysia dengan Indonesia. Menurutnya, perusahaan Indonesia memiliki porsi 51%, sedangkan Malaysia 49%.
Dia melanjutkan bahwa perusahaan Malaysia memiliki lini bisnis bidang hulu minyak dan gas. Adapun perusahaan asal Indonesia lebih konsentrasi kepada sektor pelayaran.
Sementara itu, bank asing yang terlibat dalam sindikasi itu ada dari Jepang, Malaysia, dan Singapura. “Mereka semua bank-bank ternama di negaranya,” katanya.
Perusahaan tersebut berminat untuk mengakses pembiayaan dari Mualamat karena imbal hasil yang diberikan cukup kompetitif. “Sekitar 6% atau Libor 3,5%,” kata Latifah.