Bisnis.com, JAKARTA--Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memastikan tidak ada satupun investor yang tertarik untuk membeli maskapai pelat merah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).
Hal itu disebabkan, utang yang dililit Merpati terlalu besar, yakni Rp6 triliun, baik kepada pemerintah maupun sejumlah badan usaha milik negara (BUMN).
"Investor mana yang mau membeli perusahaan yang banyak utangnya. Jangankan beli, dikasih secara gratis pasti tidak ada yang mau," ujar anggota Komisi VI DPR RI Ferrari Romawi kepada Bisnis Kamis malam (11/7/2013).
Dia mengusulkan jalan satu-satunya untuk menyelamatkan Merpati dari kebangkrutan adalah restrukturisasi, terutama utang yang melilitnya.
Bila harus dijual, pemerintah harus meminta izin terlebih dahulu kepada parlemen.
Namun, selama ini belum ada permohonan izin dari pemerintah terkait dengan rencana menjual maskapai yang kuat di Indonesia bagian timur itu.
“Utang Rp6 triliun kan kepada pemerintah dan BUMN lain. Nah, sebaiknya utang-utang itu segera direstrukturisasi, misalnya bunganya dihapus atau utang kepada pemerintah itu bisa dijadikan PMN [penyertaan modal negara] untuk memperbaiki kondisi Merpati,” tegasnya.
Tanpa ada upaya restrukturisasi dari semua pihak, dia menegaskan permasalahan yang melanda Merpati tidak akan pernah selesai. (ltc)