Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Migrasi Kartu Debit Chip Masih Terganjal Standardisasi

Bisnis.com, JAKARTA--Migrasi penggunaan kartu debit ber-chip masih terganjal standardisasi format kemanan sistem atau National Standard Indonesian Chip Card Spesification (NSICCS).Direktur Teknologi dan Operasional PT Bank Mandiri Tbk Kresno Sediarsi

Bisnis.com, JAKARTA--Migrasi penggunaan kartu debit ber-chip masih terganjal standardisasi format kemanan sistem atau National Standard Indonesian Chip Card Spesification (NSICCS).

Direktur Teknologi dan Operasional PT Bank Mandiri Tbk Kresno Sediarsi menyebutkan saat ini pihaknya siap membeli chip untuk kartu debit. Saat ini jumlah kartu debit perseroanmencapai 11 juta.

"Namun, standardisasi dari Bank Indonesia belum diputuskan, sementara waktunya semakin pendek," ujar Kresno, pada Senin (9/9).

Sebelumnya, maraknya tindak kejahatan transaksi keuangan pada alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) membuat BI meminta perbankan memperketat pengamanan transaksi. Salah satunya mewajibkan bank menggunakan standar kartu chip baik untuk kartu kredit, ATM, maupun ATM-Debit.

BI kemudian memberi tengat waktu kepada bank hingga akhir 2016 untuk menerbitkan kartu ber-chip ini di seluruh ATM dan ATM-Debit.

Kresno menambahkan, selain masih terganjal standardisasi, masalah lain yang menghadang yakni distribusi kartu. Bank Mandiri menargetkan untuk tahap awal akan memprioritaskan 40% kartu debit untuk menggunakan chip.

"Yang akan kami prioritaskan adalah nasabah yang sering menggunakan kartu debit untuk pembayaran, dan melakukan transaksi berpindah-pindah," ungkapnya.

General Manager Divisi Teknologi Sistem Informasi PT BRI Tbk Zulhelfi Abidin menyebutkan saat ini total kartu debit yang diterbitkan perseroan berjumlah 20 juta kartu. Adapun, migrasi akan dilakukan bertahap hingga 2016. BRI menargetkan pada November 2016, seluruh migrasi sudah selesai.

"Kalau untuk mesin ATM saat ini dalam tahap uji coba dan hampir seluruhnya sudah siap untuk membaca kartu ber-chip. Namun, saat ini kami juga masih menunggu proses dari BI," ujar Zulhelfi.

Zulhelfi menambahkan investasi untuk mesin ATM yang dapat membaca kartu ATM/ATM-Debit ber-chip sekitar US$6.000 hingga US$7.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper