Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Branchless Banking Penting, Ini Alasannya

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah mendorong pelaksanaan layanan bank tanpa cabang alias branchless banking, lantas apa pentingnya layanan itu bagi Indonesia? Ketua Supervisi Bank Indonesia Umar Juoro menguraikan 68% penduduk Indonesia sebenarnya suka

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah mendorong pelaksanaan layanan bank tanpa cabang alias branchless banking, lantas apa pentingnya layanan itu bagi Indonesia?

Ketua Supervisi Bank Indonesia Umar Juoro menguraikan 68% penduduk Indonesia sebenarnya suka menabung. Namun, hanya 50% dari jumlah itu yang menyimpan dananya di institusi formal dan 18% di institusi tak formal.

Dari jumlah itu, 47% menggunakan bank dan 3% menyimpan di lembaga keuangan lain. Dari yang menyimpan di bank, hanya 41% yang menggunakan rekening sendiri.

Umar mengutip data World Bank menambahkan di sisi pinjaman baru 60% warga yang meminjam. Namun, 43% meminjam di lembaga informal dan hanya 17% meminjam di bank.

"40 persen tidak meminjam karena berbagai alasan, 60 persen takut berutang, 20 persen tidak butuh dan 4 persen tidak punya jaminan," jelasnya dalam dialog Branchless Banking Akses Keuangan untuk Semua yang diselenggarakan surat kabar Bisnis Indonesia bersama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) di Surabaya, Senin (16/9/2013)

Pria yang juga peneliti senior The Center for Information and Development Studies (Cides) itu menguraikan pemilik rekening di Indonesia hanya 20% dan 15% yang aktif sebagai rekening tabungan. Sedangkan orang dewasa dengan kredit di bank hanya 9%.

"Rekening penting untuk mengukur kemungkinan penyaluran dana," jelasnya soal nilai penting rekening perbankan.

Dia mengilustrasikan lazim bagi bank mengukur plafon kredit berdasar jumlah simpanan di rekening. Sebagai misal, plafon transaksi kartu kredit diukur tiga kali kelipatan gaji bulanan.

Mengukur kemungkinan menyalurkan kredit berdasar jumlah uang di rekening itulah, sambung Umar, nilai penting rekening ponsel sebagai bagian branchless banking.

"Kalau sudah ada rekening mudah mengukur seberapa besar kemungkinan perorangan itu diberi kredit," jelasnya.

Umar menambahkan kredit yang disalurkan akan memaksimalkan perputaran uang alias mendorong ekonomi. Saat ini rasio antara dana pihak ketiga dibanding produk domestik bruto 39%. Sedangkan rasio antara kredit dengan produk domestik bruto 33%.

Menurutnya, bila masyarakat senang menabung tapi uang tidak berputar dalam sistem perbankan tentu dampak ekonominya rendah. Potensi penetrasi bank yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan Indonesia sangat menarik bagi bank asing.

Pengembang layanan branchless banking salah satunya PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Emitem berkode BTPN itu menjadikan nomer ponsel serupa dengan rekening bank.

"Jadi rekening nomor ponsel itu bisa untuk menyimpan uang, menarik dan transfer," jelas Head of Sales BTPN Wow atau layanan branchless banking Donny Prasetya.

Nomor ponsel sebagai nomor rekening merupakan strategi memudahkan layanan perbankan. Terlebih sebagian besar besar masyarakat selalu melakukan transaksi bank, seperti beli pulsa, bayar telepon, dan bayar listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper