Bisnis.com, JAKARTA—PT CIMB Niaga Tbk merevisi pertumbuhan kredit menjadi 10% sampai akhir 2013 (year on year), dari Desember 2012 Rp145,40 triliun.
Presiden Direktur Arwin Rasyid mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) ditambah dengan inflasi yang masih tinggi menjadi alasan perlambatan kredit perseroan.
“Dengan tingginya inflasi, maka perseroan harus merevisi pertumbuhan kredit,” ucapnya, Senin (16/9/2013).
Lebih lanjut, Arwin mengatakan perseroan melakukan penyesuaian dengan kondisi pasar yang volatile.
“Awalnya kami mengharapkan agar penyesuaian pertumbuhan kredit sebesar 15%, tapi kondisi yang realistis ternyata 10%,” ungkapnya.
Arwin mengakui daya beli masyarakat sudah mulai menurun, terkhusus untuk kredit kendaraan bermotor dan mobil.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pada Juni 2013, CIMB Niaga telah menyalurkan kredit sebesar Rp150,95 triliun, tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp137,46 triliun.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun pada Juni 2013 sebesar Rp149,94 triliun, meningkat 9% dari posisi Rp137,59 triliun.