Bisnis.com, JAKARTA—Rencana peleburan tiga perusahaan asuransi BUMN dan anak serta cucunya tidak tepat karena fokus bisnis ketiga perusahaan tersebut berbeda.
Direktur Utama PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re) Moro W Budhi menilai pilihan yang lebih masuk akal adalah menambah kapasitas PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) sebagai perusahaan reasuransi BUMN dengan cara menambah modal.
“Besarkan Reindo sebagai reasuransi raksasa, dan biarkan yang lainnya tetap hidup untuk memfilter pertanggungan yang kecil-kecil,” katanya kepada Bisnis, Kamis (17/10/2013).
Moro mengakui saat ini kapasitas 4 perusahaan reasuransi lokal baru dapat menyerap sekitar 20% dari premi reasuransi sehingga masih banyak premi yang mengalir ke luar negeri.
Penambahan kapasitas reasuransi dinilai akan mampu menguragi defisit neraca perdagangan asuransi.
Wacana penambahan kapasitas reasuransi nasional telah mengemuka sejak beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, belum ada perkembangan berarti terkait rencana ini.
Pada Juli 2013, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sejumlah rencana jangka pendek dan jangka panjang terkait pembentukan reasuransi raksasa ini.
Hingga akhir tahun, fokus OJK masih pada intensifikasi dan ekstensifikasi kapasitas sendiri.
Hal yang akan dilakukan OJK meliputi penyelesaian kajian mengenai lini bisnis asuransi yang menjadi penyumbang terbesar defisit neraca, kemampuan perusahaan reasuransi nasional untuk menahan kenaikan risiko.
Selain itu identifikasi terhadap perusahaan asuransi dan reasuransi yang berkontribusi terbesar terhadap defisit neraca, serta imbauan kepada pelaku industri asuransi untuk memaksimalkan kapasitas retensi di dalam negeri. (ra)