Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Keuangan Inggris Dituding 'Membakar' Kalimantan

Bank-bank besar dan perusahaan investasi asal Inggris dituding 'membakar' Kalimantan dengan memberikan dukungan finansial mereka kepada perusahaan batu bara di wilayah tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank besar dan perusahaan investasi asal Inggris dituding 'membakar' Kalimantan dengan memberikan dukungan finansial mereka  kepada perusahaan batu bara di wilayah tersebut.

Satu laporan berjudul Banking While Borneo Burns: How the UK Financial Sector is Bankrolling Indonesia’s Fossil Fuel Boom menyatakan terdapat keterlibatan sektor finansial Inggris pada sedikitnya lima proyek batu bara di Kalimantan Timur. Tak hanya bank namun juga perusahaan investasi pada ekuitas.

Laporan itu diterbitkan September lalu oleh the World Development Movement (WDM) yang berbasis di Inggris.

"Di sini, seperti begitu banyaknya proyek bahan bakar fosil di seluruh dunia, tangan tak terlihat dari sektor keuangan Inggris tengah bekerja," ujar Alex Scrivener, pengkampanye WDM, dalam keterangan tertulisnya. "Kita harus menghentikan bank-bank itu untuk menuangkan miliaran [uang] menjadi energi kotor yang menghancurkan lingkungan."

Lima perusahaan batu bara yang dimaksud adalah Kaltim Prima Coal, Bumi Resource dengan keterlibatan Barclays, JP Morgans Cazanove dan Avia dan M&G. Berau Coal dengan keterlibatan Barclays, JP Morgans Cazanove, Avia dan M&G; Kideco dengan keterlibatan HSBC dan Standard Chartered; Indominco Mandiri dengan Standard Chartered dan HSBC; dan Trubaindo Coal dengan Standard Chartered dan HSBC.  

Barclays, dalam laporan itu, telah memberikan pinjaman 127 juta Euro kepada Bumi Resources. Lima bank besar  yakni Barclays, HSBC, Lloyds, RBS dan Standard Chartered bahkan telah menjamin obligasi dan saham pada perusahaan batubara di Kalimantan hingga mencapai 170 miliar Euro selama 2010-2012.

WDM mendesak dibuatnya aturan pelaporan karbon baru untuk memaksa bank dan dana pensiun melaporkan tentang emisi karbon ketika membiayai sektor bahan bakar fosil. Tak hanya itu, namun juga peraturan yang mengharuskan mereka untuk memberikan rincian pada publik atas investasi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anugerah Perkasa
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper