Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mencatat utang luar negeri yang jatuh tempo pada periode triwulan IV/2013 mencapai US$21,02 miliar, yang terdiri atas kewajiban swasta sebesar US$18,89 miliar dan sisanya kewajiban Pemerintah dan Bank Sentral.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai besarnya utang luar negeri yang jatuh tempo tidak mendorong peningkatan valas yang signifikan.
Bahkan, menurutnya, permintaan terhadap Dolar pada periode November mengalami penurunan 29%—30% dibandingkan dengan bulan lalu.
Di sisi lain, Agustinus Prasetyantoko, Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk. mengatakan penambahan utang sebaiknya dibatasi karena ekonomi nasional diprediksi akan melambat pada tahun depan. “Namun yang tidak bisa dihindari adalah pengajuan utang baru untuk melunasi utang lama,” jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan utang valas harus dilindung nilai agar tidak terkena risiko fluktuasi nilai tukar yang besar. “Kalau mereka lindung nilai maka dampak pelemahan kurs akan lebih rendah,” jelasnya.
Nilai tukar Rupiah terus melemah 426 poin menjadi Rp11.700/US$ pada Jumat (22/11) dibandingkan dengan dengan akhir bulan lalu yang masih bertengger di level Rp11.274/USS. Pada perdagangan hari ini, Rupiah menguat 5 poin dibandingkan dengan kemarin Rp11.705/US$.