Bisnis.com, JAKARTA - International Finance Corporation (IFC) sedang menyiapkan proyek percontohan sistem pembayaran untuk inklusi digital yang akan dimulai pada 2014.
Adapun, proyek percontohan ini nantinya melibatkan beberapa perbankan, perusahaan telekomunikasi, dan menyasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Indonesia Program Manager, Access to Finance Advisory Services IFC Anastassiya Marina menyebutkan saat ini yang menjadi tantangan terbesar penerapan inklusi finansial melalui sistem pembayaran digital adalah tidak ada satu standar khusus yang menggerakkan pelaku industri keuangan dan telekomunikasi.
Sayangnya, dia belum dapat memberitakukan daftar bank dan perusahaan yang akan digandeng dalam proyek ini.
"Sepanjang tahun ini kami sudah melakukan banyak riset terkait proyek tahun depan, baik dengan pedagang ritel maupun perbankan. Pada tahun depan, kami akan mulai pertemuan dan membentuk kelompok kerja dengan berbagai stake holder pada Januari-Februari 2014," ujarya, Selasa (17/12/2013).
Payment Consultant IFC Paul Reynolds berharap proyek percontohan di Indonesia nantinya mampu menjadi referensi penerapan di beberapa negara lainnya. Dia mencontohkan saat ini 30%-40% dari total populasi Kenya telah menggunakan layanan ini.
"Melalui proyek percontohan ini, kami akan akselerasi pembayaran elektronik B2B. Selain itu, proyek inklusi digital ini nantinya juga mengarah pada credit scoring system untuk mempermudah UMKM mendapatkan pinjaman perbankan," ungkap Paul.