Bisnis.com, PEKANBARU-Bank Indonesia Perwakilan Riau mengemukakan fungsi intermediasi perbankan di provinsi ini masih kuat dan berjalan meskipun sepanjang tahun lalu dampak resesi ekonomi nasional mulai terasa, yang meningkatkan angka kredit macet.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau Mahdi Muhammad mengatakan perbankan nasional yang beroperasi di Riau sepanjang 2013 lalu mengalami tekanan sehingga terjadi pelambatan, namun masih tumbuh karena fungsi intermediasi masih kuat.
“Kinerja perbankan di Riau mengalami pelambatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun masih ada pertumbuhan,” ujarnya (20/1).
Mahdi mengatakan portofolio perbankan tercatat mencapai Rp78,97 triliun, hanya tumbuh 7,62%. Angka pertumbuhan ini lebih rendahdibandingkan pertumbuhan pada 2012 yang mencapai 21%.
Penyaluran kredit pada 2013 hanya tumbuh 8,25% dengan nilai Rp47,79 triliun dan lebih rendah dibandingkan 2012 yang tumbuh 20,3%.Adapun, dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,59% senillai Rp56,42 triliun atau lebih renah dibandingkan 2012 tumbuh 16,2%.
Meskipun demikian, Mahdi mengatakan pertumbuhan yang lebih pelan pada saat resesi dan banyak tantangan ekonomi menunjukkan fungsi intermediasi perbankan tetap kuat dengan naiknya perbandingan LDR (loan deposit ratio) yang mencapai 84,70% dan LDR berdasarkan lokasi proyek mencapai 114,06%.
Namun, jika dilihat dari tingkat kredit macet atau (nonperforming loan) juga ada peningkatan. Angka NPL pada 2013 mencapai 3,36% naik sedikit dibandingkan pada 2012 sebesar 3,05%.