Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) meyakini multifinance berpeluang menggarap pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) di daerah-daerah.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan multifinance memiliki jaringan yang tersebar hingga pedesaan agar lebih dekat dengan para nasabahnya.
“Perusahaan pembiayaan punya jaringan yang tersebar sampai desa kecil, dekat nasabah. Potensi pembiayaan KPR sangat baik bagi perusahaan pembiayaan,” ungkapnya, Rabu (12/2/2014).
Menurutnya, untuk menggarap pembiayaan KPR di perkotaan, multifinance harus bersaing dengan perbankan dalam menggarap bisnis tersebut. Kalangan perbankan, lanjutnya, mampu bekerjasama dengan para pengembang perumahan skala besar dalam menyalurkan KPR.
Dia mengatakan, multifinance selama ini kesulitan untuk bisa menggaet para pengembang skala besar. Selama ini multifinance hanya menjalin kerja sama dengan pengembang kecil yang membangun tiga hingga empat rumah.
“Multifinance larinya ke pengembang kecil, tadi yang saya katakan bahwa banyak kan sekarang individu-individu, pengusaha-pengusaha yang beli tanah, rumah tua, dirobohkan terus bangun 3-4 rumah kecil atau bangun ruko,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, perusahaan pembiayaan juga dapat membidik jual beli rumah ditengah masyarakat untuk bisnis pembiayaan KPR.
Peluang multifinance menggarap jual beli rumah ditengah masyarakat menurutnya masih sangat besar khususnya untuk rumah yang sasarannya kalangan menengah ke bawah.
Untuk mendongkrak pembiayaan KPR oleh multifinance, APPI akan mendiskusikan beberapa hal yang menghambat bisnis tersebut bersama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF yang dapat membantu menyediakan sumber pendanaan bagi para penyalur KPR.
Dia mencontohkan salah satu syarat dari SMF yang perlu dibicarakan adalah multifinance tidak bisa membiayai rumah dengan status indent.