Bisnis.com, JAKARTA—Kelompok bank asing lebih dominan menyalurkan pembiayaan dalam bentuk sindikasi, hingga sepanjang kuartal I/2014, total loan mandated arranger yang disalurkan mencapai US$3,05 miliar.
Berdasarkan data Bloomberg yang dihimpun Bisnis.com, angka tersebut menunjukkan perlambatan dari posisi US$3,48 miliar, pada kuartal I/2013.
Adalah Credit Susses, bank investasi berkantor pusat di Zurich, Switzerland yang menjadi pemimpin loan mandated arranger, jumlah yang disalurkan mencapai US$309,69 juta dengan pangsa pasar 10,1%.
Disusul oleh ANZ Banking Group senilai US$258,39 juta dengan pangsa pasar 8,5%.
Sedangkan itu bank lokal, PT Bank Mandiri Tbk. menyalurkan dana senilai US$65 juta dengan pangsa pasar 2,1%.
Bila dibanding dengan kuartal I/2013, bank berlambang pita emas sebelumnya menjadi 5 besar penyalur kredit sindikasi dengan nilai US$244,84 juta.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual mengungkapkan pertumbuhan investasi cenderung menurun, sebelumnya berada dalam double digit dan kini sudah berada di single digit.
"Kini untuk menyalurkan kredit investasi risiko makin besar, sehingga bank-bank yang memiliki likuiditas cukup yang berani mengambil risiko tersebut," ungkapnya.
David menuturkan biasanya sindikasi dilakukan untuk pembangunan infrastruktur tetapi tren penyaluran kredit sindikasi agak berkurang.
Dominan penyaluran sindikasi di infrastruktur akan mencari partner badan usaha milik negara (BUMN).
Direktur Bisnis PT Bank Negara Indonesia Tbk. Khrisna R. Suparto mengungkapkan penyaluran kredit sindikasi biasanya untuk proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara udara, transmisi listrik dan pembangkit listrik.
"Tahun ini kami sudah memasukkan Rp2 triliun dalam pinjaman sindikasi dan angka tersebut tergolong cukup," katanya.