Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merger Bank CIMB: Menko CT Bilang Tidak Berpengaruh Bagi Indonesia

Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan aksi merger Bank CIMB Group dengan RHB Capital dan Malaysia Building Society tidak akan berpengaruh pada perbankan Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan aksi merger Bank CIMB Group dengan RHB Capital dan Malaysia Building Society tidak akan berpengaruh pada perbankan Indonesia.

“Indonesia tidak perlu khawatir, tidak terlalu [berdampak]. Bank Malaysia tidak berpengaruh di Indonesia. Justru bank Malaysia menganggap bank Indonesia adalah sebuah bank yang atraktif," kata Chairul saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonian, Selasa (15/7/2014).

Menurutnya, langkah merger ini adalah sebuah tren yang tidak hanya terjadi di Malaysia, tetapi secara global untuk memperbesar ukuran dan kapitalisasi bank dan mengurangi jumlah bank. Dia menambahkan jumlah bank lebih dari 100 buah di satu negara tidak efisien.

"Indonesia pun nanti akan menuju ke arah sana, sehingga bisa bersaing bukan cuma di dalam negeri tapi juga [dengan] bank-bank luar," ungkapnya.

Chairul menilai paling tidak seharusnya bank dari Indonesia menempati posisi dalam 10 bank terbesar di Asean, mengingat Indonesia adalah negara dengan produk domestik bruto terbesar di Asia Tenggara.

Sementara itu, Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia masih berada di ranking 8 secara regional dari segi modal dengan nilai US$7,3 miliar.

Seharusnya, kata Chairul, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia, bisa menjadi bank-bank terbesar di Asean. Saat ini 3 besar bank terbesar dari segi modal dipegang oleh bank Singapura, yaitu DBS dengan modal US$26,5 miliar, UOB dengan modal US$19,2 miliar, dan OCBC dengan US$18 miliar.

Sebelumnya, bank terbesar kedua di Malaysia CIMB Group tengah merencanakan merger dengan RHB Capital dan Malaysia Building society. Langkah ini diambil pemerintah setempat untuk membentuk bank terbesar di negara itu.

Hal tersebut juga sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan ekonomi Malaysia menjadi negara maju. Jika merger telah dilaksanakan potensi asetnya adalah sekitar 614 miliar ringgit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper