Bisnis.com, JAKARTA — Bank digital besutan Chairul Tanjung lewat Mega Corpora, Bukalapak (BUKA), hingga Salim Grup melalui Indolife, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), memproyeksikan pertumbuhan bisnis mampu di atas rata-rata industri sepanjang 2025.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan pihaknya melihat perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai sinyal perlunya sikap yang lebih hati-hati. Apalagi perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan melambat menjadi 4,87% pada kuartal pertama 2025, alias terjadi perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,02%.
"Kami bersikap optimistis namun tetap penuh kehati-hatian dengan menetapkan target pertumbuhan bisnis untuk tahun ini secara kompetitif namun sustainable, dengan level pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan," ujar Indra kepada Bisnis, Selasa (27/5/2025).
Indra menyebut Allo Bank terus mencermati penurunan daya beli masyarakat, deflasi pada beberapa bulan di periode 2024 dan awal 2025, tekanan likuiditas yang meningkat, persaingan dana pihak ketiga (DPK) yang kian ketat, serta pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini mencerminkan kondisi makroekonomi Indonesia yang tidak sedang baik-baik saja.
Adapun Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan kredit dari 11%–13% menjadi 8%–11%. Bahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini membuka ruang untuk revisi Rencana Bisnis Bank (RBB), mengingat ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan awal. Meski demikian, dia tidak merinci target pertumbuhan secara detail.
Indra menyebut, yang terang untuk menjaga kinerja di tengah tantangan tersebut, Allo Bank mengusung strategi berbasis bisnis hibrida yang mengintegrasikan layanan segmen ritel dan wholesale secara digital.
Baca Juga
Ia menjelaskan bahwa selama tahun 2025, Allo Bank akan menjalankan model bisnis hibrida, di mana aktivitas segmen ritel dan wholesale berjalan beriringan dan terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang optimal.
"Kami akan mengutamakan aktivitas digital (digital first) dan integrasi layanan finansial dengan mitra ekosistem (ecosystem first)," tutur Indra.