Bisnis.com, JAKARTA – Rencana Presiden Prabowo Subianto memangkas komisaris dan menghapus tantiem direksi BUMN dinilai bisa mengurangi beban sekaligus mendorong kinerja bank Himbara, sepanjang efisiensi tepat sasaran.
Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyampaikan setiap efisiensi yang dilakukan dipastikan dapat mendongkrak kinerja perusahaan selama tepat sasaran.
“Menurut saya setiap efisiensi tentu akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan sepanjang efisiensi tepat sasaran,” kata Trioksa kepada Bisnis, Senin (18/8/2025).
Namun, Trioksa menilai bahwa hal itu dapat tercapai jika efisiensi dilakukan tanpa mengurangi pendapatan perusahaan serta tanpa mengurangi porsi profesional yang cukup sebagai komisaris untuk mengawasi bank.
“Bila pengurangan itu tanpa mengurangi porsi profesional yang cukup sebagai komisaris untuk mengawasi bank maka akan berdampak efisien dan kinerja bank akan semakin baik,” jelasnya.
Dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-1 Tahun Sidang 2025/2026 dan Penyampaian RAPBN Tahun Anggaran 2026, Kepala Negara menyampaikan bakal mengurangi jumlah komisaris hingga enam orang dan menghilangkan tantiem yang biasa diterima direksi BUMN.
Baca Juga
Prabowo akan memotong jumlah komisaris menjadi empat atau lima orang dengan maksimal enam orang. Selain itu, dia juga akan menghapus kebijakan tantiem.
“Saya hilangkan tantiem. Saya tidak mengerti apa arti tantiem. Itu akal-akalan saja,” kata Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).
Ketua Umum Partai Gerindra itu telah memerintahkan Danantara Indonesia untuk tidak memberikan tantiem kepada direksi apabila perusahaan mengalami rugi. Penyampaian keuntungan dalam laporan keuangan harus secara realistis, bukan akal-akalan.
Untuk diketahui, tantiem merupakan bagian dari laba perusahaan yang diberikan kepada anggota direksi atau dewan komisaris sebagai bentuk penghargaan atas kinerja, terutama jika perusahaan berhasil memperoleh laba atau mengalami peningkatan kinerja.
“Kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan, segera berhenti! Banyak anak muda yang mampu siap gantikan mereka,” tuturnya.
Adapun, dari data yang dihimpun Bisnis, jumlah komisaris masing-masing bank BUMN usai RUPST tahun buku 2024 menyusut cukup signifikan jika dibandingkan sebelumnya. Jika dirinci, komisaris Bank Mandiri yang semula sebanyak 10 orang kini hanya enam orang. Begitu pula dengan BRI.
BNI tercatat menjadi bank pelat merah dengan jumlah komisaris terbanyak sebelum RUPST, yaitu 11 orang dan kini dipangkas menjadi enam orang. Sementara jumlah komisaris BTN berkurang tiga posisi, dari sembilan menjadi enam orang.