Bisnis.com, JAKARTA--Terus menurunnya penjualan alat berat di sektor pertambangan yang berdampak pada penurunan pembiayaan membuat PT Buana Finance Tbk akan mengambil tindakan untuk terus bebenah diri.
Perusahaan pembiayaan yang memfokuskan pada pembiayaan leasing itu, akan terus melakukan diversifikasi produk.
Herman Lesmana, Direktur Buana Fnance mengatakan pada semester II ini, diversifikasi produk akan lebih serius dilakukan. Pihaknya akan mulai menyasar pembiayaan mesin, seperti mesin injection atau mesin bubut.
“Kami akan lebih serius di industri manufaktur, khususnya industri makanan, karena makanan adalah kebutuhan primer, jadi jarang terganggu, berbeda dengan pertambangan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (24/7/2014)
Seperti diketahui, Buana Finance juga mencatatkan penurunan laba pada kuartal I/2014 lalu, yang juga berlanjut hingga kuartal II/2014.
Usai paparan kinerja kuartal I/2014 lalu, Herman mengatakan turunnya harga komoditas tambang berdampak pada turunya penjualan alat berat nasional pada 2013.
Penurunan penjualan sebesar 30% tersebut memengaruhi penurunan pembiayaan Buana Finance sepanjang 2013.
Penurunan pembiayaan sedikit banyaknya pasti memengaruhi penurunan laba.
Oleh sebab itu, hingga kuartal I/2014, emiten berkode BBLD tersebut berusaha melakukan diversifikasi pembiayaan ke sektor perkebunan, properti, dan infrastruktur.
Namun dia menyatakan diversifikasi tersebut tidak menghasilkan pertumbuhan pembiayaan yang sebanding dengan penurunan penjualan alat berat untuk batubara dan nikel.
Rencana-rencana pada semester II itu diharapkan dapat memperbaiki kinerja perusahaan.
Herman mengakui, proses pemilihan presiden kali ini cukup mengganggu, terlebih ketika salah satu calon wakil presiden menyatakan menarik diri.
“Kami yakin di semester II bisa membaik, tapi kalau hasil pilpres terus-menerus dalam ketidakpastian, ya susah juga,” ungkapnya.