Bisnis.com, JAKARTA—PT Verena Multi Finance Tbk. mencatatkan penurunan laba sebesar 39,32% pada semester I/2014 dibandingkan dengan semester I/2013.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip pada Kamis (7/8/2014), emiten berkode VRNA tersebut mencatatkan pertumbuhan total pendapatan sebesar 7,11%, hanya saja pertumbuhan pendapatan tersebut tak mengimbangi besarnya pertumbuhan total beban yang dikeluarkan, yakni 15,13%.
Seperti diketahui, sejak diberlakukannya penetapan tarif premi serta ketentuan biaya akuisisi asuransi kerugian oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Januari lalu, VRNA mengalami perlambatan pembiayaan mobil hingga 40%.
Direktur PT Verena Multi Finance Tbk. Andi Harjono mengatakan, sebelum ada ketentuan tersebut, biaya akuisisi bisa mencapai 40% dari tarif premi bruto, sekarang hanya 25%. Dibatasinya biaya akuisisi tersebut membuat keuntungan bagi dealer yang menjadi rekanan perusahaannya semakin kecil.
“Karena komisi yang didapat kecil, kebanyakan dealer menaikkan harga mobil,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, porsi pembiayaan mobil bekas VRNA lebih besar dibandingkan dengan mobil baru. Mobil baru hanya berkontribusi sebesar 15%. Hal tersebut, menurut Andi, semakin menyulitkan perusahaan pembiayaan, sebab harga mobil bekas cenderung tidak memiliki patokan.
Selain itu, bisnis pembiayaan alat berat juga dianggap tidak begitu baik untuk menunjang pembiayaan sewa guna usaha. Seiring menurunnya pembiayaan alat berat, VRNA akan menggenjot pembiayaan mesin pada tahun ini.