Bisnis.com, BANDUNG—Sebagai perhatian untuk meningkatkan jumlah aktuaris di dalam negeri, Axa Indonesia membuka double graduate program bagi mahasiswa yang telah menerima beasiswa dan masuk sebagai karyawan.
Presiden Direktur Axa Life Indonesia Hengky Djojosantoso mengatakan mahasiswa yang mendapat beasiswa Axa setelah lulus dan masuk ke perusahaan akan mendapat program pengembangan lanjutan.
“Kami rekrut langsung dari kampus, kami beri beasiswa, dan kemudian kami kembangkan karier mereka di Axa,” katanya kepada Bisnis seperti dikutip, Minggu (31/8/2014).
Dia melanjutkan perusahaannya akan mengirimkan mereka ke luar negeri mengikuti program pendidikan yang ada di Axa University, serta membuka kesempatan kepda mereka bekerja di Axa di luar negeri.
Dia mengungkapkan program tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa yang mata kuliahnya terkait dengan bidang profesi aktuaris. “Saat ini memang hanya untuk profesi aktuaris. Ke depan akan kami kembangkan juga.”
Axa Indonesia sementara ini baru menjalin kerja sama dalam menjalankan program beasiswa dan double graduate program ini hanya dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah dimulai sejak 2012.
Hengky menuturkan ITB turut membantu Axa untuk menyeleksi mahasiwa yang pantas diberi beasiswa untuk S1 dan S2. “Untuk tahun ini, ITB meloloskan satu penerima beasiswa S2. Tentunya kami mengundang lebih banyak lagi.”
Bagi penerima beasiswa, Axa Indonesia menjamin mahasiswa tersebut langsung diterima di perusahaan setelah mahasiswa bersangkutan lulus. “Memberikan kesempatan untuk masuk ke Axa, kami undang untuk masuk ke Axa,” ujarnya.
Menurut dia, jika peningkatan jumlah aktuaris hanya fokus di industri asuransi tanpa menyasar dunia akademik, pengembangan tidak dapat dilakukan dengan cepat. Untuk itu, perusahaannya menjemput bola dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi.
“Kami juga memberikan pengarahan soal prospek pekerjaan akuaris yang sangat menjanjikan di industri jasa keuangan pada masa ini kepada mahasiswa,” sebutnya.
Dia mengakui saat ini fokusnya adalah mengembangkan profesi aktuaris yang teridentifikasi jumlahnya masih sangat minim dan tergolong langka, baik itu di Indonesia maupun di dunia.