Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2017, Bukopin Syariah Targetkan Masuk BUKU 2

JAKARTAPT Bank Syariah Bukopin menargetkan bisa masuk ke kategori bank umum kegiatan usaha 2 pada 2017 dengan menggenjot pertumbuhan pembiayaan mencapai 30% per tahunnya.
Kantor pelayanan Bank Bukopin Syariah/Bisnis
Kantor pelayanan Bank Bukopin Syariah/Bisnis

Bisnis. com, JAKARTA—PT Bank Syariah Bukopin menargetkan bisa masuk ke kategori bank umum kegiatan usaha 2 pada 2017 dengan menggenjot pertumbuhan pembiayaan mencapai 30% per tahunnya.

Direktur Utama Bank Bukopin Syariah Riyanto mengatakan target perseroan masuk ke kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2 merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan bisnis. “Paling tidak harus kita penuhi [masuk BUKU 2] sekitar 3 tahun lagi [2017],” ujar Riyanto seperti yang dikutip dari Bisnis Indonesia edisi Jumat (5/9/2014).

Untuk mencapai target tersebut, Riyanto menyebutkan perseroan membidik pertumbuhan pembiayaan mencapai 30% tiap tahunnya, termasuk hingga akhir 2014. Pertumbuhan pembiayaan itu dipatok lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan penyaluran dana di industri perbankan syariah mengingat perseroan baru saja mendapat suntikan modal.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2014, kalangan perbankan syariah hanya mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9,8% dari Rp171,2 triliun pada Juni 2013 menjadi Rp188,06 triliun di periode yang sama tahun ini.

 

Adapun pada bulan lalu, bank yang mulai beroperasi pada 2008 tersebut, menerima suntikan modal senilai Rp100 miliar. Dengan penambahan modal tersebut, posisi capital adequacy ratio  [CAR] perseroan naik menjadi 16,7% dari 10,74% pada akhir paruh pertama tahun ini.

 

Sementara itu, hingga semester I/2014, Bank Bukopin Syariah mencatatkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp3,6 triliun. Riyanto menyebutkan sebanyak 80% pembiayaan Bank Bukopin Syariah disalurkan ke seusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

 

Riyanto menjelaskan ada 9 sektor yang menjadi andalan pembiayaan bank syariah tersebut. Beberapa di antaranya seperti sektor perdagangan, jasa transportasi, pendidikan, jasa keuangan, kesehatan, properti, dan migas. Menurut Riyanto, porsi pembiayaan terbesar masih disumbang dari wilayah Jakarta. “Setelah Jakarta, [pembiayaan terbesar ada di] Jawa, Makasar, lalu Sumatera,” ungkap Riyanto.

 

Sementara itu, untuk meningkatkan pembiayaan, dia menambahkan perseroan lebih memilih melakukan pendekatan dengan komunitas-komunitas yang berbasis syariah.

 

“Kami juga akan bersinergi dengan share holder yang lebih besar,” kata Riyanto.

 

Namun Riyanto menuturkan, dalam menggenjot pembiayaan, pihaknya tetap akan memperhatikan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, jika harga BBM jadi dinaikkan, maka perseroan akan melakukan penyesuaian.

 

Pasalnya, kenaikan BBM dipandang Riyanto akan berpengaruh pada inflasi dan usaha. “Tapi sekarang kami masih tunggu, karena bisa saja kenaikan BBM ini efeknya tidak signifikan sebab rencananya sudah bergulir lama,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper