Bisnis.com, MANADO - Pemegang saham PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (Bank Sulut) berkomitmen untuk menambah modal paling sedikit Rp150 miliar hingga akhir tahun ini.
Direktur Operasional Bank Sulut Judy Koagow menuturkan hal itu dilakukan sebagai salah satu langkah perseroan untuk naik tingkat dari bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1 menjadi BUKU 2 pada 2015 mendatang.
“Kami targetkan tahun depan modal disetor bisa Rp1 triliun sehingga bisa naik tingkat ke BUKU 2,” katanya kepada Bisnis, Minggu (5/10/2014).
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2014, modal disetor pemegang saham Bank Sulut baru Rp408,07 miliar dari modal dasar Rp1 triliun. Dengan demikian, modal yang belum disetor pemegang saham mencapai Rp591,92 miliar.
Meskipun demikian, modal disetor pemegang saham telah naik menjadi Rp508 miliar per akhir Agustus 2014 lalu. Itu berarti, penambahan modal telah dilakukan pemegang saham sebesar Rp100 miliar dalam kurun 2 bulan.
“Penambahan modal ini telah disepakati dalam RUPS [rapat umum pemegang saham] di Bali pada Agustus lalu. Itu dilakukan bertahap oleh masing-masing pemegang saham,” tegasnya.
Sebagai informasi, saham Bank Sulut dimiliki mayoritas oleh Pemprov Sulut dan Gorontalo sebesar 36,97%, Pemkab/Pemkot di Sulut 15,20%, Pemkab/Pemkot di Gorontalo 17,30%, Koperasi Karyawan 5,54%, dan PT Mega Corpora 24,99%.
Dia menambahkan pihaknya optimistis modal disetor pemegang saham bisa menyentuh angka Rp550 miliar hingga Rp600 miliar pada akhir tahun ini. Dengan demikian, perseroan akan mencari tambahan modal lagi dari hasil penerbitan obligasi yang sedang dilakukan.
Bahkan, perseroan berencana melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada pertengahan tahun depan untuk merealisasikan penambahan modal minimal Rp1 triliun guna mewujudkan program BPD Regional Champion (BRC) yang dicanangkan oleh Bank Indonesia.
“Untuk saat ini, kami targetkan dana Rp300 miliar-Rp400 miliar dari IPO. Namun, perkembangannya bisa saja berubah sesuai dengan kebutuhan nanti,” tegasnya.